Sidang Pidana Dimulai, Trump Dituduh Suap Bintang Porno

23 April 2024 10:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump duduk di pengadilan pada hari pertama pernyataan pembukaan dalam persidangannya di Pengadilan Kriminal Manhattan karena memalsukan dokumen terkait pembayaran uang tutup mulut. Foto: Victor J. Blue/via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Mantan presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump duduk di pengadilan pada hari pertama pernyataan pembukaan dalam persidangannya di Pengadilan Kriminal Manhattan karena memalsukan dokumen terkait pembayaran uang tutup mulut. Foto: Victor J. Blue/via Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jaksa New York memulai hari pertama persidangan pidana uang tutup mulut mantan Presiden AS Donald Trump pada Senin (22/4). Mereka menuduhnya melakukan pelanggaran hukum yang mencederai pemilu 2016.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, jaksa mengeklaim bahwa Trump berusaha menutupi hubungan seksualnya dengan seorang bintang porno dan model Playboy sebagai bagian dari skema korupsi.
Menurut jaksa, Trump menggunakan pembayaran ilegal senilai USD 130 ribu (setara Rp 2 miliar) kepada bintang porno, Stormy Daniels, untuk tetap bungkam tentang hubungan mereka. Jaksa mendeskripsikan tindakan tersebut sebagai konspirasi yang bertujuan untuk mempengaruhi hasil pemilu dengan cara yang tidak sah.
Mantan presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump usai jalani persidangan di Pengadilan Kriminal Manhattan karena memalsukan dokumen terkait pembayaran uang tutup mulut, di New York, AS, 22 April 2024. Foto: Victor J. Blue/via Reuters
Dalam persidangan itu, mantan penerbit National Enquirer, David Pecker, memberikan kesaksian singkat yang mendukung klaim jaksa. Mereka menuduh Pecker telah berpartisipasi dalam upaya menekan cerita-cerita negatif tentang Trump untuk membantunya terpilih.
Meskipun Trump telah mengaku tidak bersalah dan membantah kejadian tersebut, jaksa berjanji untuk menyajikan bukti dalam bentuk rekaman percakapan dan dokumen untuk mendukung tuduhan mereka.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah konspirasi yang terencana, terkoordinasi, dan berjalan lama untuk mempengaruhi pemilu 2016, untuk membantu Donald Trump terpilih melalui pengeluaran ilegal untuk membungkam orang-orang yang mengatakan hal buruk tentang perilakunya," kata Jaksa Matthew Colangelo, seperti dikutip Reuters.
"Itu adalah kecurangan pemilu, murni dan sederhana,” tegasnya.
Di sisi lain, pengacara Trump membela kliennya dengan mengatakan bahwa dia tidak melakukan kejahatan apa pun. Mereka menegaskan bahwa upaya mempengaruhi pemilu adalah bagian dari proses demokrasi, bukan tindakan kriminal.
Alina Habba, pengacara mantan presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump, berbicara kepada media di Pengadilan Kriminal Manhattan karena memalsukan dokumen terkait pembayaran uang tutup mulut, di New York, AS, 22 April , 2024. Foto: Victor J. Blue/via Reuters
"Tidak ada salahnya mencoba mempengaruhi pemilu. Itu disebut demokrasi. Mereka menaruh sesuatu yang jahat pada gagasan ini, seolah-olah itu adalah kejahatan," kata pengacara Trump, Todd Blanche.
Persidangan ini merupakan salah satu dari empat tuntutan pidana yang akan dihadapi Trump sebelum pemilu presiden 5 November 2024 mendatang.
ADVERTISEMENT
Sebelum persidangan dimulai, Trump meminta pendukungnya untuk melakukan protes damai di seluruh negeri. Namun, jumlah yang merespons panggilannya terbatas, dengan Trump menyalahkan keamanan yang ketat sebagai salah satu penyebabnya.
Trump juga menghadapi tiga dakwaan pidana lainnya terkait upaya membalikkan hasil pemilihan 2020 dan penanganannya terhadap dokumen rahasia setelah meninggalkan jabatannya sebagai presiden.
Dia mengaku tidak bersalah dalam kasus-kasus tersebut dan menggambarkannya sebagai konspirasi politik yang digerakkan oleh lawan-lawannya di Partai Demokrat.