Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK ) menggelar penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) di Auditorium Manggala Wanabakti Jakarta, Senin (14/12). Dalam penghargaan tersebut, Sido Muncul masuk menjadi satu dari 32 penerima Anugerah Proper untuk kategori emas. Sebelumnya, selama empat tahun berturut-turut, Sido Muncul hanya mampu bercokol di Proper Hijau.
Penghargaan Proper Emas diberikan langsung oleh Menteri lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya yang kemudian diterima oleh Plant Manager Sido Muncul, Hadi Hartoyo. Gelaran satu tahunan ini juga menjadi bentuk dorongan bagi industri agar bisa terus meningkatkan kinerja pengelolaan, serta taat kepada peraturan lingkungan hidup.
Dalam jumpa pers di kantor Sido Muncul, kawasan Cipete Raya, Jakarta Selatan, Senin (14/12), Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat mengaku senang karena jerih payahnya beserta seluruh elemen di perusahaan yang peduli lingkungan mendapatkan apresiasi.
Komitmen Sido Muncul untuk peduli lingkungan dilakukan dengan efisiensi energi listrik dari chiller conventional ke chiller absorber hingga penurunan gas emisi buang.
"Kita menciptakan alat-alat sebagai efisiensi air rekayasa untuk herbal steam chamber di masa COVID-19 ini, terus penurunan beban cemaran (penerapan penggunaan high speed dalam proses produksi, serta terakhir penurunan limbah non B3 dengan pemakaian mesin grinding," ucap Irwan Hidayat.
"Bagi Sido Muncul, menjaga bisnis itu sama halnya dengan menjaga lingkungan. Kalau bisnisnya sukses, maka lingkungan juga harus sukses. Sebuah perusahaan dapat dikatakan sukses apabila ia bisa sukses dalam menjaga lingkungan sekitar," imbuhnya.
KLHK dalam penilaian Proper tahun ini menambahkan kriteria sensitivitas dan daya tanggap perusahaan terhadap perencanaan dalam aspek pemberdayaan masyarakat.
“Kriteria ini pada dasarnya meminta komitmen perusahaan untuk memberikan perlindungan kepada karyawan, sehingga tidak serta merta melakukan pemutusan hubungan kerja (PKH). Dunia usaha juga didorong untuk meningkatkan kemitraan dengan instansi pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, perguruan tinggi serta lembaga internasional untuk menangani bencana,” ujar Siti Nurbaya.
Siti Nurbaya menambahkan, hasil evaluasi Proper 2020 menunjukkan meskipun dalam masa pandemi COVID-19, kinerja perusahaan masih bisa dipertahankan serta tingkat ketaatan kepada lingkungan hidup juga meningkat dari 85 persen pada tahun 2019, menjadi 88 persen pada tahun 2020.
“Kreativitas dan inovasi perusahaan ternyata tidak terhalang oleh bencana covid, tercatat 806 inovasi yang dihasilkan perusahaan, meningkat 2 persen dari tahun 2019. Inovasi ini telah menghasilkan penghematan energi, air dan pengurangan efek gas rumah kaca,” imbuh Siti Nurbaya.
Terkait Proper Emas yang diterima Sido Muncul, Irwan mengatakan di setiap tahunnya Sido Muncul juga melakukan sejumlah kegiatan internal baik di produksi, pelestarian lingkungan hidup serta keanekaragaman hayati, dan kegiatan CSR pemberdayaan masyarakat.
"Kita lakukan CSR di Desa Bergas Kidul, Kabupaten Semarang dengan sasaran pemberdayaan ibu rumah tangga yang tidak bekerja, melalui kegiatan produksi makanan olahan dengan branding Mbok Jajan. Ada juga sasaran kelompok tani dan masyarakat melalui Desa Wisata (Dewi) Buah Alpukat," tutur Irwan.
Adapun Komisaris Independen Sido Muncul, Ignasius Jonan turut mengapresiasi langkah KLHK melakukan penilaian pada setiap lembaga untuk terus berkontribusi menjaga lingkungan hidup.
"Perubahan iklim yang diakibatkan oleh polusi udara dan polusi lain-lainnya, ini harus amat sangat dikurangi. Caranya, Kementerian LHK melakukan penilaian pada setiap kegiatan lembaga maupun perusahaan yang sesuai dengan standar lingkungan hidup, saya rasa perlu," kata Jonan melalui wawancara virtual.
Dikatakannya, sebanyak 2000 lebih perusahaan dan lembaga ikut serta dalam Proper namun hanya 32 yang mendapat Emas. "Saya rasa ini kurang. Mungkin dalam 5-10 tahun ke depan yang dapat itu sekitar 500-an yang bisa mendapat emas, ini baru bagus. Jadi setiap usaha ini nantinya harus mencapai standar tertinggi yang bisa dicapai untuk menjaga atau melestarikan lingkungan itu," tutup Ignasius Jonan.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Sido Muncul