Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Sido Muncul Tolak Angin Ajak Tenaga Kesehatan di Lampung Kenal Jamu Lebih Dekat
29 Mei 2023 6:56 WIB
·
waktu baca 5 menit
Setiap 27 Mei diperingati sebagai Hari Jamu Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan eksistensi jamu di negeri sendiri. Memperingati hari jamu ini, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul TBK melalui produk unggulannya, Tolak Angin, menggelar seminar nasional hybrid bertajuk "Memanfaatkan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat" di Universitas Lampung, Bandar Lampung, Sabtu (27/5).
Seminar herbal ini bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dan menghadirkan narasumber yang ahli di bidang herbal. Di antaranya, Plt. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM RI, Mohamad Kashuri, S.Si, Apt, M. Farm; Direktur Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian Kemenkes RI, Dr. Apt. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, MARS; Dr. Noor Wijayahadi, MS, dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; Ipang Djunarko,S.Si, M.Sc, Apt, dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarata; Dosen Bagian Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, Dr. Si. Dr. Syazili Mustofa, M. Biomed; dan tentunya Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat.
Irwan Hidayat membawakan topik “Industri Herbal Berbasis Good Manufacturing Practices (GMP)” di hadapan sekitar 300 peserta luring dan 600 peserta daring dari kalangan kedokteran, apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya. Ia menjelaskan perkembangan Sido Muncul dari tahun ke tahun, serta bagaimana perusahaan menjaga kualitas produknya hingga kini dipercaya masyarakat Indonesia.
Irwan percaya, berkembangnya suatu industri tak lepas dari peran inovasi dan teknologi, sumber daya manusia (SDM), serta kepatuhan terhadap regulasi, seperti yang selalu diterapkan oleh Sido Muncul.
"Tim kami selalu mempertimbangkan masa depan konsumen yang semakin banyak tuntutan. Karenanya, sekarang saja laboratorium kami luasnya sudah 3000 meter persegi. Agar orang percaya, kebersihan laboratorium juga dijamin, bahkan pabrik kami bersih sekali seperti rumah sakit," jelas Irwan.
"Gagasan dari SDM kami juga penting dan kami memotivasi karyawan bahwa kesuksesan kami merupakan hasil dari teamwork," sambungnya.
Bukan itu saja, di seminar nasional hybrid ini, Irwan tak lupa memperkenalkan khasiat kunyit sebagai "rahasia" sehat orang Jepang. Lewat produk terbaru Sido Muncul, Sari Kunyit dan Sari Kunyit Plus, Irwan terinspirasi kebiasaan orang-orang Jepang mengonsumsi yukon atau kunyit sebagai “penetralisir” gangguan kesehatan yang muncul akibat kebiasaan merokok dan minum alkohol masyarakat dari Negeri Sakura itu.
“Orang Jepang itu setiap hari minum kunyit atau yukon, karena bisa memperbaiki asam lambung dan membantu kesehatan lever. Apalagi bagi perokok dan peminum, yang kerja berat itu lambung dan lever,” jelas Irwan.
Ditambah dengan ekstrak blackpaper dalam Sari Kunyit Plus. Produk ini bisa memaksimalkan absorpsi produk dengan maksimal ke dalam tubuh. Sifat kunyit inilah yang mampu membuat lambung dan lever terjaga dengan baik.
48 kali berbicara tentang herbal di hadapan tenaga kesehatan
Seminar ini merupakan yang ke-48 kalinya bagi Irwan menjadi pembicara dalam forum Fakultas Kedokteran. Tujuan Irwan tetap satu, yaitu memperkenalkan produk-produk herbal khas Indonesia kepada masyarakat, khususnya tenaga kesehatan. Apalagi menurutnya, herbal merupakan salah satu sumber daya alam Indonesia yang begitu melimpah.
Bersama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, Irwan pun memiliki keinginan untuk bersama-sama meneliti tanaman stevia. Daun herbal ini dikenal sebagai alternatif pengganti gula yang lebih sehat karena rendah kalori.
"Bersama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, kami akan melakukan kerja sama dalam hal di penelitian, salah satu yang bisa diteliti adalah stevia sebagai pengganti gula. Kami bisa meneliti itu dari hulu. Kalau hasil penelitiannya bagus, bukan tidak mungkin kami produksi," ungkap Irwan.
Terobosan Irwan mendapat sambutan positif dari para peserta dan undangan, salah satunya Wakil Rektor IV Unila, Dr. Ayi Ahadiyat S.E., MBA. Ia mengatakan, kerja sama dengan Sido Muncul ini menjadi salah satu upaya untuk mengembangkan potensi mahasiswa Jurusan Kedokteran di Universitas Lampung.
"Acara hari ini merupakan bagian dari pelaksanaan visi dan misi Universitas Lampung dalam mengembangkan entrepreneurship. Bersama kehadiran Sido Muncul, kami akan melakukan research obat herbal dan mendorong mahasiswa untuk praktik bersama Sido Muncul," ujarnya.
Selain itu, Ayi Ahadiyat mengungkapkan, pertanian menjadi sektor terbesar di Lampung, bahkan hingga 35-40 persen. Kolaborasi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan Sido Muncul menjadi angin segar agar petani tanaman herbal bisa semakin sejahtera.
"Potensi tanaman herbal di Lampung sangat besar, terutama jahe, kunyit, lada, cengkeh, hingga kopi. Para peneliti dari Unila (Universitas Lampung) ingin secara kontinyu meng-upscaling produk herbal di Lampung,"
Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu peserta seminar, dr. Dwitya Rilianti yang juga menjabat sebagai Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bandar Lampung. Ia mengungkapkan, IDI selalu menyambut antusias diadakannya seminar kesehatan, termasuk berkaitan dengan produk-produk herbal.
Apalagi, Sido Muncul menjadi salah satu pelopor produk jamu yang bisa terus berkembang, terus berinovasi, namun tetap tetap disiplin terhadap regulasi yang ada.
“Kami sangat mendukung tenaga kesehatan terlibat dalam bidang tanaman herbal dan jamu. Kami juga selalu meregulasi apakah kualitas jamu sudah terstandar. Kami juga mendukung penuh dan berusaha memperkenalkan jamu. Kami pun sudah beberapa kali bekerja sama dengan Sido Muncul, ke depannya kami berharap ada kerja sama lainnya dari segi riset maupun terapi,” ujarnya.
Di akhir sesi perbincangan, Irwan pun berharap momen Hari Jamu Nasional ini, semakin banyak akademisi kedokteran yang terdorong untuk terus melakukan penelitian tanaman obat secara ilmiah. Sehingga, penggunaan jamu sebagai pendamping untuk menjaga kesehatan masyarakat pun semakin luas.
"Saya berharap jamu dapat memberikan kontribusi kepada kesehatan masyarakat. Goal akhirnya, bisa menurunkan beban masyarakat untuk berobat yang mahal. Makanya di sini saya ingin berbagi ide kepada para akademisi kedokteran,” pungkas Irwan.
Advertorial ini dibuat oleh kumparan Studio