news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sikap Indonesia di Perseteruan Maroko-Sahara Barat

28 Oktober 2019 17:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Sahara Barat. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sahara Barat. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Perseteruan antara Maroko dan Sahara Barat hingga kini masih belum selesai. Maroko, tetap mengakui Sahara Barat sebagai bagian dari wilayahnya.
ADVERTISEMENT
Sementara penduduk asli Sahara Barat, Sahrawi, menganggap mereka sudah merdeka secara penuh sejak 1976.
Saling klaim membuat Maroko dan Sahara Barat terus berseteru. Terakhir, upaya mendamaikan keduanya dilakukan PBB pada Desember 2018.
Ketika itu, Utusan khusus PBB untuk Sahara Barat, Horst Kohler, mengundang Maroko, Aljazair, Mauritania dan gerakan kemerdekaan Sahara Barat untuk mengadakan pembicaraan di Jenewa.
Menteri Retno Marsudi sambut Menlu Maroko di Kementerian Luar Negeri, Senin (28/10/2019). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Dalam pembicaraan itu, Maroko menawarkan solusi damai berupa otonomi khusus kepada wilayah yang memiliki sedikit penduduk tetapi kaya akan ikan dan endapan fosfat, serta minyak dan gas.
Akan tetapi, penawaran itu ditolak oleh Sahara Barat. Polisario dan Aljazair Mereka meminta referendum dengan kemerdekaan bagi wilayah tersebut.
Masalah Maroko dan Sahara Barat, juga dibicarakan saat Menlu Maroko, Nasser Bourita, bertandang ke Jakarta. Saat menyampaikan pernyataan pers bersama Menlu Retno Marsudi, Bourita mengatakan sikap Indonesia soal perseteruan di Sahara Barat konsisten.
ADVERTISEMENT
"Seringkali Indonesia menegaskan kembali posisi tersebut di berbagai kesempatan internasional, kami sangat menghargainya," ucap Bourita.
Menteri Retno Marsudi sambut Menlu Maroko di Kementerian Luar Negeri, Senin (28/10/2019). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Di tempat yang sama Menlu Retno Marsudi mengatakan, untuk persoalan Sahara Barat penyelesaian dapat dilakukan dengan dialog.
"Indonesia terus mendorong semua pihak untuk mengedepankan dialog dan mendukung proses yang diprakarsai PBB untuk mencari solusi damai," ucap Retno.
Direktur Timur Tengah Kemlu Achmad Rizal Purnama mengatakan, hingga kini Indonesia menegaskan tidak berada dalam posisi mendukung Maroko atau Sahara Barat alias netral.
“West Sahara ini memang ada masalah dari statusnya even di DK BB pun masih dibahas. Indonesia nggak bisa begitu saja mendukung otonomi khusus, karena kalau Indonesia mendukung otonomi khusus artinya kita pick side, sementara Indonesia nggak bisa di posisi pick side,” tegas Rizal.
ADVERTISEMENT
Rizal pun jika nantinya dialog antara Maroko dan Sahara Barat tercipta Indonesia akan mendukung penuh apapun hasilnya.
“Kalau memang otonomi khusus itu diterima dan disepakati tentu kita akan mendukung itu. Jadi apapun yang diputuskan kedua belah pihak yang didukung Aljazair sepanjang mereka sepakat menyetujui itu Indonesia mendukung,” kata Rizal.