Sikap Tegas Letjen Dudung: Tak Benar TNI AD Disusupi PKI

27 September 2021 21:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman kunjungi Yonzikon 11 di Matraman, Jakarta Timur. Foto: TNI AD
zoom-in-whitePerbesar
Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman kunjungi Yonzikon 11 di Matraman, Jakarta Timur. Foto: TNI AD
ADVERTISEMENT
Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman menyampaikan sikap tegas soal tudingan adanya indikasi TNI AD disusupi PKI. Ini disampaikan eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
ADVERTISEMENT
Indikasi yang disampaikan Gatot, yakni hilangnya patung Soeharto, Sarwo Edhie Prabowo, dan AH Nasution di Museum Darma Bhakti Kostrad. Museum itu menggambarkan saat ketiganya rapat penumpasan PKI.
Soal tudingan itu, Dudung menegaskan, seluruhnya tidak benar. Tidak ada PKI menyusup ke TNI AD dan tidak ada upaya penghapusan sejarah kelam bangsa lewat hilangnya 3 patung itu.
AY Nasution semasa menjabat Pangkostrad dengan pangkat letnan jenderal. Foto: Facebook/ay.nasution.1
"Jika penarikan tiga patung itu kemudian disimpulkan bahwa kami melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S/PKI tahun 1965, itu sama sekali tidak benar," ujar Dudung dalam pernyataannya, Senin (27/9).
"Tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami," tambah dia.
Dudung mengatakan, ketiga patung itu baru ada saat Kostrad berada di bawah kepemimpinan Letjen AY Nasution. Dia pula yang menggagas adanya patung itu.
ADVERTISEMENT
Namun, pada Agustus 2021 AY Nasution datang ke Dudung dan meminta patung itu dikembalikan.
"Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," ungkap mantan Pangdam Jaya itu.
Gatot Nurmantyo. Foto: Instagram/Gatot Nurmantyo
Berikut penjelasan lengkap Dudung menjawab tudingan Gatot Nurmantyo:
Penjelasan Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman, S.E, M.M, soal pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo pada diskusi webinar dengan tema: TNI vs PKI yang diselenggarakan Insan Cita, Ahad/Minggu malam (26/9/2021) mengenai diorama peristiwa G30S/PKI di Museum Darma Bhakti Kostrad.
1. Patung tiga tokoh di Museum Darma Bhakti Kostrad, yakni Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD) memang sebelumnya ada di dalam museum tersebut. Patung tersebut dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI AY Nasution (2011-2012).
ADVERTISEMENT
2. Kini patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini. Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan.
3. Jika penarikan tiga patung itu kemudian disimpulkan bahwa kami melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S/PKI tahun 1965, itu sama sekali tidak benar. Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu.
4. Jadi, tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami. Seharusnya Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo selaku senior kami di TNI, terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan bisa menanyakan langsung kepada kami, selaku Panglima Kostrad. Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa.
ADVERTISEMENT
5. Foto-foto peristiwa serta barang-barang milik Panglima Kostrad Mayjen TNi Soeharto saat peristiwa 1965 itu, masih tersimpan dengan baik di museum tersebut. Hal ini sebagai pembelajaran agar bangsa ini tidak melupakan peristiwa pemberontakan PKI dan terbunuhnya pimpinan TNI AD serta Kapten Piere Tendean.
6. Demikian penjelasan kami agar bisa dipahami dan tidak menimbulkan prasangka buruk terhadap kami sebagai pribadi, intitusi Kostrad, maupun insitusi TNI AD.
Terima kasih,
Jakarta, 27 September 2021
Panglima Kostrad,
Letjen TNI Dudung Abdurachman, S.E, M.M.