Simbol 3 Api pada Backdrop Sambutan Kepala Negara di KTT G20, Apa Maknanya?

16 November 2022 14:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Backdrop design di lokasi penyambutan kedatangan para pimpinan negara saat penyelanggaraan KTT G20 di Bali. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Backdrop design di lokasi penyambutan kedatangan para pimpinan negara saat penyelanggaraan KTT G20 di Bali. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pertemuan puncak KTT G20 resmi digelar di Hotel Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali, pada Selasa (15/11). Presiden Joko Widodo secara satu per satu menyambut kedatangan setiap kepala negara anggota G20, seraya berdiri di depan sebuah backdrop berbentuk menyerupai tiga api.
ADVERTISEMENT
Berlatar belakang backdrop inilah, Jokowi bersama para tamu kenegaraannya berpose dan berfoto usai menyapa mereka dan berjabat tangan.
Ternyata, pemilihan bentuk backdrop yang didominasi warna merah dan biru dengan simbol G20 di tengahnya itu memiliki filosofi dan makna tersendiri.
Hal tersebut diungkap oleh Konsultan Kreatif Visual KTT G20, Elwin Mok, saat ditemui di hari yang sama KTT hari pertama berlangsung di Nusa Dua, Bali.
“Instalasi menyerupai tiga api sebagai simbol tiga topik yang diangkat pemerintah Indonesia untuk acara ini,” ujar Elwin, seperti dikutip dari siaran pers Tim Komunikasi dan Media G20.
Elwin menjelaskan, simbol tiga api tersebut tak hanya melambangkan tema yang diusung oleh G20 tahun ini — Recover Together, Recover Stranger, tetapi juga memproyeksikan semangat yang membara dari Indonesia untuk mengajak dunia tumbuh bersama.
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi bersama Xi Jinping di KTT G20 Bali. Foto: Dok. Agus Suparto
Api juga menggambarkan karakteristik Indonesia, menilik dari sisi geografisnya. “Indonesia berada di ring of fire, yang artinya banyak gunung berapi di Indonesia,” jelas Elwin.
Lebih lanjut, instalasi backdrop yang terbuat dari logam ini berukuran setinggi 7,2 meter, panjang 8,8 meter dan lebar 2,2 meter. Elwin mengaku, proses produksinya memakan waktu selama dua bulan.
Perancang backdrop tersebut adalah seorang arsitek dan desainer bernama Rubi Roesli. Menimpali paparan Elwin, ia menjelaskan bahwa backdrop logam ini dibentuk melalui proses pemotongan dengan laser dan pematangannya dipantau oleh Koordinasi Tim Asistensi G20, Wishnutama, beserta Sekretariat Negara.
“Proses diskusi dan desain kreatif memakan waktu yang cukup lama dan melalui berbagai perubahan desain untuk mengakomodasi semua aspirasi dan ide hingga akhirnya desain akhir diamankan sebelum pertengahan tahun ini,” jelas Rubi.
ADVERTISEMENT
“Setelah itu, baru masuk proses produksi,” pungkasnya.
Sebagai bagian dari Tim Kreatif G20, Elwin dan Rubi mengalami kesulitan dalam proses produksi backdrop tersebut. Keduanya kerap bolak-balik ke bengkel untuk memantau sejauh mana perkembangan backdrop itu.
“Kalau dilihat di workshop, kelihatannya terlalu besar. Namun, ternyata pas secara proporsional setelah dipasang di Apurva,” tutur Rubi. “Setelah selesai, ketiga panel tersebut kemudian diterbangkan ke Bali sebulan yang lalu,” sambung dia.