Sindiran Gatot Dianggap PKS untuk Ingatkan Publik Soal Sejarah

21 September 2018 8:18 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mardani Ali Sera. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mardani Ali Sera. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
ADVERTISEMENT
Partai Keadilan Sejahtera menilai sindiran mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo soal nonton bareng film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI bertujuan baik. Gatot dianggap ingin mengingatkan publik soal sejarah yang pernah terjadi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Nonton bareng film yang disutradarai Arifin C. Noer, disebut Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, adalah salah satu cara efektif untuk mengingat perjalanan bangsa. Terlebih, Mardani menganggap peristiwa yang terjadi pada 30 September 1965 masih mungkin terulang.
"Karena pengkhianatan PKI memang harus selalu diwaspadai (karena) bisa terulang," kata Mardani, Jumat (21/9).
Mardani juga yakin, pemutaran film tersebut tidak akan meningkatkan ketegangan di antara masyarakat. Dia berpandangan masyarakat semakin cerdas sehingga tidak mudah terpancing hanya karena mobilisasi nonton film bersama.
Dorongan untuk kembali mengingat peristiwa G30S/PKI juga dipandang Mardani sebagai momentum untuk mengemas ulang film yang dibuat pada 1984 itu.
"Kita perlu medium lain yang pas dengan zamannya. Generasi milenial perlu didekatkan pada aejarah dengan gayanya yang milenial," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sindiran untuk Panglima TNI dan KSAD disampaikan Gatot melalui akun Instagram resminya. Dia mempertanyakan tidak adanya perintah untuk kembali menggelar nonton bersama film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI seperti saat masanya memimpin TNI.
"Kalau KSAD tidak berani memerintahkan nonton bareng film G-30S/PKI, bagaimana mau mimpin prajurit pemberani dan jagoan-jagoan seperti Kostrad, Kopassus, dan semua prajurit TNI AD. Kok KSAD-nya penakut. Ya sudah pantas lepas pangkat," kata Gatot di akun instagram resmi miliknya @nurmantyo_gatot yang terverifikasi, Kamis (20/9).