Singapura Akan Punya Konsulat Jenderal di Medan dan Batam

30 Agustus 2017 16:51 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi bertemu Wakil PM Singapura (Foto: Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi bertemu Wakil PM Singapura (Foto: Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Menjelang kunjungan Presiden Joko Widodo ke Singapura pada awal September mendatang, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi intensif bertemu dengan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan. Pertemuan bertujuan membahas substansi kunjungan Jokowi ke Singapura.
ADVERTISEMENT
Komunikasi antara Indonesia dan Singapura disampaikan Retno hari kepada Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
"Kita menyampaikan laporan kepada Bapak Presiden mengenai rencana atau persiapan rencana kunjungan Presiden ke Singapura yang akan dilakukan pada tanggal 6 dan 7 September. Update terakhir akan saya lakukan hari Minggu dengan Menteri Luar Negeri Singapura di Batam," kata Retno LP Marsudi, Rabu (30/8).
"Jadi saya akan ke Batam siang ini untuk duduk bersama Menteri Luar Negeri Singapura dan mengecek satu per satu mengenai persiapan dari segi substansi. Kebetulan tahun ini kan tahun yang sangat penting bagi Indonesia dan Singapura," lanjut dia.
Soal peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Singapura, rencananya Vivian akan meresmikan status baru konsulat Singapura di Indonesia. Tepatnya di Batam, Kepulauan Riau dan Medan, Sumatera Utara.
Retno Marsudi (Foto: Biro Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Retno Marsudi (Foto: Biro Setpres)
"Karena kita memperingati 50 tahun hubungan diplomatik dan Menteri Luar Negeri Singapura berada di Medan dan Batam untuk meningkatkan status konsulatnya menjadi konsulat jenderal. Jadi konsulat kemarin di Medan, hari ini di Batam. Jadi status konsulat menjadi konsulat jenderal," ucap Retno LP Marsudi.
ADVERTISEMENT
Dalam pembicaraan dengan Jokowi tadi, selain mengenai masalah program, Retno juga menyampaikan persiapan pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. Kemudian membahas soal pertemuan tingkat bisnis.
"Ada yang khusus tahun ini, akan ada fly pass kerja sama antara TNI AU dengan AU Singapura. Mengenai masalah substansi sendiri, kita melihat progress satu tahun ini, belum satu tahun sebenarnya, kalau dihitung sebenarnya Presiden bertemu PM Singapura di Semarang November 2016, kemudian bertemu lagi pada 7 September ini," paparnya.
Progres pertama yang Indonesia lihat sangat bagus yaitu Kawasan Industri Kendal (KIK). Tahun lalu highlight hubungan Indonesia dan Singapura adalah soal Kawasan Industri Kendal (KIK).
"Kita lihat perusahaan-perusahaan yang sudah berinvestasi di KIK sudah meningkat menjadi 30 perusahaan, dan juga ada 41 perusahaan lainnya sedang on the process untuk berinvestasi. Total investasi yang sudah masuk sampai saat ini 360 juta dolar AS," imbuh Retno.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, Retno memaparkan mengenai progres lainnya di bidang pariwisata. Yang menjadi highlight tahun ini adalah kerja sama untuk digital ekonomi.
"Terutama kerja sama-kerja sama. Banyak sekali kerja samanya, baik dalam konteks industri kimia, konteks pendudukannya, maupun konteks investasinya. Salah satunya yang fokus di kunjungan kali ini adalah pertemuan leader reatreat kali ini dengan Singapura itu digital economic," tuturnya.