Singgung Manggarai, Rano Ingin Banyak Bangun Rumah Susun di Jakarta

1 September 2024 13:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para warga korban kebakaran di pemukiman padat penduduk di Manggarai, Jakarta beristirahat di area Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (13/8/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Para warga korban kebakaran di pemukiman padat penduduk di Manggarai, Jakarta beristirahat di area Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (13/8/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bakal calon wakil gubernur Jakarta dari PDIP Rano Karno membeberkan beberapa programnya untuk Jakarta ke depan. Salah satunya, ia akan mengencangkan pembangunan rumah susun di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Mulanya, Rano menyinggung soal kebakaran di kawasan Manggarai yang menelan korban 1000 rumah terbakar. Ia bercerita saat kecil, di setiap rumah ada jarak sekitar satu meter dengan rumah lainnya untuk drainase dan juga untuk memudahkan apabila terjadi kebakaran.
"Sekarang kemarin kita lihat Manggarai kebakaran bagaimana seribu rumah kena. Pemadam nggak bisa masuk. Air nggak ada. Karena apa? Jalanan kecil, sempit. Hidup nggak sehat. Nggak mungkin," kata Rano usai berziarah di makam Benyamin Sueb di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Minggu (1/9).
Rano menegaskan, apabila dirinya dan Pramono Anung terpilih, pasti akan ada hal yang dikorbankan untuk pembangunan ke depan. Namun, ia memastikan pengorbanan itu juga untuk warga Jakarta.
"Tapi pengorbanan harus dibayar untuk kepentingan masyarakat, bukan kepentingan kita," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, anggota komisi X DPR RI itu menyinggung negara Singapura yang sudah membangun rumah susun karena populasi yang meningkat. Ia pun menegaskan bahwa Jakarta harus melakukan hal serupa.
"Singapura membangun kota, itu luar biasa. Sama dengan kita dulu kan rumahnya tapak, bawah semua. Tapi begitu populasi naik, keputusan pemerintah, naik building ke atas semua. Mau enggak mau harus gitu," terang dia.
Pasangan Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menaiki Transjakarta usai berolahraga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Halte Bundaran HI, Jakarta, Minggu (1/9/2024). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
Bakal Kembali Bangun Balai Rakyat
Di sisi lain, Rano juga menekankan peran Balai Rakyat untuk mengasah kreativitas anak muda. Ia bercerita saat dia kecil, di beberapa kampung ada Balai Rakyat. Namun, saat ini, ia menilai banyak Balai Rakyat yang telantar.
"Dulu di beberapa kampung itu ada yang namanya Balai Rakyat. Sekarang ini sudah banyak Balai Rakyat yang roboh. Balai Rakyat itu dulu tempat anak-anak meletakkan pelestarian. Mau tari, mau budaya, mau kesenian, mau olahraga, semua di Balai Rakyat," kata Rano.
ADVERTISEMENT
Karenanya, Rano menegaskan apabila dia terpilih sebagai wakil gubernur, ia akan mulai kembali menggalakkan pembangunan Balai Rakyat, sasana atau sanggar untuk menopang kreativitas anak muda.
"Satu, kalau saya jadi wakil gubernur. Tentu tempat mungkin bisa Balai Rakyat. Mungkin bisa satu sasana. Mungkin sanggar harus saya bangun. Itulah tempat ekspresi anak-anak kita," ujarnya.
Solusi Kemacetan Jakarta, Rano Karno bakal Perkuat Subsidi Kendaraan Listrik
Mantan gubernur Banten itu juga menjelaskan programnya untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Ia menjelaskan bahwa pemerintah pusat sudah memiliki program subsidi kendaraan listrik.
"Usaha pemerintah pusat sudah. Makanya kenapa sekarang? Satu, diberikan subsidi untuk [kendaraan] listrik. Itu kan salah satu. Untuk mengurangi, pertama adalah karbon," katanya.
Rano menuturkan, karena sudah banyaknya kendaraan berbahan bakar bensin maka sudah harus berpindah ke kendaraan listrik. Ia menegaskan bahwa Jakarta harus siap.
ADVERTISEMENT
"Cuma apakah listrik ini sudah siap? Bukan kita tidak siap. Kita harus siap. Kalau nggak kita maaf, satu saat mobil bensin udah nggak ada lagi, semuanya ke listrik. Kita siap gak? Ini yang mesti disiapkan," ujarnya.
Pemerintah, kata dia, harus mempersiapkan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) untuk menunjang kendaraan listrik.
"Kalau rumahnya cuma 900 watt, mau beli mobil listrik, makanya kenapa di pom-pom bensin ada untuk bisa ngecas. Kan itu sebetulnya. Ngecas bayar nggak? Harus bayar. Nggak mungkin gratis. Nah jadi artinya sistemnya harus disiapkan. Kita harus ke depan melihat. Kalau ke belakang terus, maaf," tandas dia.