Sisa-sisa Mayat Manusia Ditemukan di Lokasi Helikopter Militer Australia Jatuh

3 Agustus 2023 15:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mayat. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mayat. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sisa-sisa mayat manusia telah ditemukan di dekat Kepulauan Whitsunday, lokasi sebuah helikopter militer Australia jenis MRH-90 Taipan jatuh di lepas pantai pada akhir pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, laporan itu disampaikan oleh Kepala Operasi Gabungan Militer, Jenderal Greg Bilton, kepada wartawan di Queensland pada Kamis (3/8).
Bilton mengatakan, sisa-sisa mayat tersebut berhasil ditemukan sekitar 40 meter di bawah permukaan air oleh armada yang dioperasikan dari jarak jauh.
Selain penemuan mayat, armada bawah air ini juga menemukan puing-puing helikopter termasuk bagian kokpit.
Namun, blackbox atau kotak hitam — komponen penting yang dapat membantu penyelidikan terkait penyebab jatuhnya helikopter, belum ditemukan di area tersebut.
"Ini adalah tugas yang sulit, namun kami akan melakukan yang terbaik untuk menemukannya — blackbox sangat penting untuk membantu kami memahami apa yang sebenarnya terjadi," ujar Bilton.
Bilton juga mengungkapkan, sisa-sisa mayat yang ditemukan itu belum dapat diidentifikasi lantaran sudah tidak utuh. Sehingga, mereka membutuhkan penyelidikan lebih lanjut dan proses untuk menyimpulkan penyebab jatuhnya helikopter masih berlangsung.
ADVERTISEMENT
"Upaya tim pencari telah terhambat oleh arus yang kuat dan cuaca buruk yang diperkirakan akan berlangsung hingga minggu depan," tambah Bilton.
Komunikasi dari helikopter tersebut diketahui berlangsung normal sebelum jatuh ke perairan. Menurut laporan terbaru, terdapat empat awak di dalam helikopter MRH-90 sebelum jatuh di dekat Kepulauan Whitsunday pada Jumat (28/7).
Helikopter yang dilaporkan memang sudah sering bermasalah itu sedang berpartisipasi dalam latihan militer multinasional Talisman Saber.
Talisman Saber adalah latihan perang yang digelar selama dua pekan dan melibatkan lebih dari 30 ribu tentara dari 11 negara. Dalam latihan ini, mereka akan saling unjuk kekuatan di tengah pembangunan militer China.