Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tapi, ada beberapa catatan di balik gencatan senjata ini. Mulai dari saling klaim antara Joe Biden dan Trump hingga perasaan warga Gaza yang campur aduk menyambut gencatan senjata ini.
Berikut kumparan rangkum.
Saling Klaim Trump dan Biden, Siapa yang Paling Berjasa Wujudkan Gencatan Senjata di Gaza
Presiden AS Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump saling klaim atas kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang diumumkan di Qatar hari ini.
Dikutip dari Reuters, Kamis (16/1), Biden mengatakan kesepakatan akhir gencatan senjata sebagian besar mencerminkan kerangka proposal yang dibuatnya pada Mei 2024 lalu. Ia kemudian tersenyum ketika wartawan bertanya siapa yang akan dicatat oleh buku sejarah atas kesepakatan gencatan senjata dan bertanya, “apakah itu candaan?”.
“Rencana ini dikembangkan dan dinegosiasikan oleh tim saya dan akan diimplementasikan oleh pemerintahan berikutnya. Karena itu saya mengatakan kepada tim saya untuk terus memberi tahu pemerintah yang akan datang,” kata Biden saat menyampaikan pernyataan perpisahan pada Rabu (15/1) malam di Kantor Oval.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Trump dalam tulisannya di sosial media juga mengeklaim kredit atas terobosan yang terjadi setelah negosiasi selama berbulan-bulan. Ia kembali mengulang bahwa ada “harga yang harus dibayar” jika kesepakatan tidak dilakukan ketika dia menjabat pada Senin (20/1) pekan depan.
“Kesepakatan gencatan yang epik ini bisa terjadi sebagai hasil kemenangan bersejarah kita pada November, karena kesepakatan ini memberi isyarat kepada seluruh dunia bahwa pemerintahan saya akan mengupayakan perdamaian dan merundingkan kesepakatan untuk menjamin keselamatan warga Amerika dan semua sekutu kita,” kata Trump.
Trump telah mengirim utusan Timur Tengahnya, Steve Witkoff, untuk bergabung dalam negosiasi di Doha dan Witkoff berada di sana selama 96 jam terakhir menjelang kesepakatan.
Dalam sebuah pengarahan, pejabat senior pemerintahan Biden memuji Witkoff karena membantu mewujudkan kesepakatan, bekerja bersama utusan Biden, Brett McGurk, yang telah berada di Doha sejak 5 Januari 2025.
ADVERTISEMENT
Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, mengatakan kepada wartawan bahwa Biden menginginkan tim Trump terlibat karena Trump akan ditugaskan untuk mengimplementasikan kesepakatan gencatan senjata.
Masa Depan Gaza Setelah Gencatan Senjata
Gencatan senjata ini akan diberlakukan pada Minggu (19/1) mendatang. Begitu diberlakukan, fokus utamanya adalah pemulihan infrastruktur dan pemerintahan di Jalur Gaza yang porakporanda akibat perang yang terjadi sejak 7 Oktober 2023.
Meski demikian, dikutip dari AFP, pemulihan dan pembangunan kembali Gaza bukannya tanpa tantangan. Apa saja tantangannya?
Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza memang buruk. Bahkan sebelum serangan mematikan yang terjadi sejak Oktober 2023, kemiskinan dan pengangguran merajalela di Gaza.
PBB memperkirakan untuk membangun kembali Gaza akan membutuhkan waktu 15 tahun dan memakan biaya sebanyak USD 50 miliar.
Penting untuk membangun kembali jaringan distribusi air yang rusak parah, sekolah, hingga rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Maka, usaia gencatan senjata ini nanti, Palestina akan membutuhkan banyak bantuan dari donor eksternal.
“Rencana rekonstruksi sering kali bergantung pada monarki Teluk, khususnya Arab Saudi, yang turun tangan dengan dukungan finansial. Namun negara-negara tersebut semakin bersikeras bahwa era pendanaan tanpa syarat akan berakhir,” lanjutnya.
“Apa pun yang terjadi akan menjadi masalah bagi semua yang terlibat,” kata seorang diplomat yang meminta identitasnya tidak diungkap.
RI Sambut Baik Gencatan Senjata di Gaza: Harus Diimplementasikan Segera
Sebagai salah satu negara pendukung Palestina, Indonesia sangat menyambut baik gencatan senjata ini. Hal ini disampaikan Kemlu RI dalam pernyataan yang dirilis di akun X (Twitter).
“Indonesia menyambut baik kesepakatan gencatan senjata di Gaza, seperti selama ini didorong Indonesia serta masyarakat internasional. Implementasi kesepakatan tersebut harus dilaksanakan segera dan secara menyeluruh demi terhentinya korban jiwa di Gaza,” kata Kemlu, Kamis (16/1).
ADVERTISEMENT
Kemlu menyatakan, pemerintah Indonesia menekankan pentingnya pemulihan kehidupan masyarakat di Gaza melalui akses penuh penyaluran bantuan kemanusiaan. Termasuk pemulihan peran UNRWA hingga rekonstruksi Gaza.
“Perdamaian di Palestina tidak dapat dicapai tanpa penghentian penjajahan Israel, serta berdirinya Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, sesuai solusi dua negara berdasarkan parameter internasional yang telah disepakati,” pungkasnya.
Gencatan Senjata Belum Berjalan, Netanyahu Malah Tuduh Hamas Melanggar
Meski gencatan senjata belum berlaku efektif, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sudah menyampaikan tudingan kepada Hamas.
Netanyahu menuding penguasa Gaza itu mengingkari rincian kesepakatan gencatan senjata. Netanyahu kemudian mengancam pemerintahannya akan menunda kesepakatan gencatan senjata.
"Hamas mengingkari bagian-bagian dari kesepakatan yang dicapai dengan para mediator dan Israel dalam upaya untuk memeras konsesi-konsesi di menit-menit terakhir," kata Netanyahu lewat pernyataan pada Kamis (16/1), seperti dikutip dari AFP.
"Kabinet Israel tidak akan bersidang sampai para mediator memberi tahu Israel bahwa Hamas telah menerima semua elemen dari kesepakatan tersebut,” sambung dia.
ADVERTISEMENT
Netanyahu tidak memberikan detail tuduhan kepada Hamas itu. Sedangkan Hamas belum merespons tudingan Israel itu.
Menanggapi tuduhan Netanyahu bahwa Hamas mengingkari beberapa kesepakatan dalam gencatan senjata, seorang pejabat senior Hamas, Izzat al-Risheq, memberi respons.
Sebagaimana dikutip dari Al Mayadeen, Rished menegaskan bahwa Hamas berkomitmen pada klausul-klausul perjanjian sebagaimana diumumkan oleh para mediator.
Campur Aduk Perasaan Warga Palestina Usai Gencatan Senjata Gaza Disepakati
Begitu gencatan senjata diumumkan, warga Gaza meluapkan perasaan sukacita mereka di jalan. Tapi, banyak warga Gaza yang masih bingung tentang masa depan mereka di Gaza.
“Perasaan saya campur aduk. Tapi saya berdoa kepada Tuhan agar kami dapat kembali ke kehidupan normal kami tanpa merasa tidak aman,” kata petugas kesehatan, Mohamed Abu Rai (47).
Mereka juga merasakan kesedihan atas tewasnya beberapa kerabat atau kawan mereka pada perang berkepanjangan ini.
ADVERTISEMENT
Lubna Rayyes, mengingat rekannya yang tewas dalam serangan Israel. Rayyes adalah kepala sekolah International American Elementary School di kota Gaza, dan rekannya, Bilal Abu Saaman, tewas ketika berusaha menyelamatkan orang-orang dari puing-puing.
Rayyes mengatakan sering berkomunikasi dengan istri Abu Saaman dan menanyakan kabar anak mereka yang masih kecil.
“Dia orang yang hebat dan guru yang baik. Ketika dia tewas, itu sangat mempengaruhi saya dan hati saya masih sakit hingga sekarang,” kata Rayyes. Rayyes kini tinggal bersama suami dan ketiga anaknya di Kairo, Mesir, sejak tahun lalu.
“Bilal adalah salah satu orang terbaik di dunia,” lanjutnya.
Rayyes juga kehilangan rumah keluarganya yang dibakar tentara Israel.
Tidak ada yang tersisa dari rumah,” katanya.
ADVERTISEMENT
“Tidak ada lagi foto keluarga atau kenangan lainnya yang dapat diselamatkan,” tuturnya.
Abu Rai juga kehilangan rumahnya dan seperti Rayyes, kenangan akan keluarga dan teman yang tewas membuatnya sangat sedih. Ia yakin jumlah korban tewas melebihi data resmi dan masih bingung bagaimana bisa selamat selama 15 bulan terakhir.
“Bisa bertahan hidup di Gaza merupakan keberuntungan,” ungkapnya.