Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Sistem Peringatan Dini Gempa di RI: Masih Pengadaan Alat, Target 2025 Dipakai
4 Januari 2024 14:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
INAEEWS, Indonesia Earthquake Early Warning System, ternyata masih dikembangkan secara internal. Alat detektor yang diluncurkan pada 2019, belum mengalami kemajuan berarti.
ADVERTISEMENT
"Masih di pengembangan internal. Jadi kita juga masih ada satu (tahap yang harus dilewati), sudah dikembangkan BMKG, masih dalam proses pengadaan," kata Koordinator Peringatan Dini Gempa Bumi BMKG Sigit Pramono saat dihubungi, Kamis (4/1).
Pengadaan ini terkait dengan berbagai hal. Dari mulai alat detektor hingga sistem aplikasinya.
"Tapi saat ini kita secara operasional, untuk informasi EEWS bagi publik belum punya. Hanya masih secara program kelembagaan, masih dalam proses pengadaan sistemnya. Secara internal kita siapkan juga segala hal terkait kebutuhan EEWS," kata Sigit.
"Harapannya sih bisa menjadi early warning nasional," imbuhnya.
Dalam pengembangan INAEEWS, ia mengaku BMKG mendapat tawaran bantuan dari China dan Jepang.
"Ada beberapa tawaran, salah satunya ditawari dari China. Selain ada China kita juga mendapat penawaran dari Jepang. Kita pengembangan yang sifatnya seismologis," kata Sigit.
ADVERTISEMENT
Kalau sudah operasional pasti kita sudah sampaikan ke publik dengan peringatan dini gempa ini," lanjutnya.
Sempat Diuji Coba
Uji coba pembangunan sistem EEWS itu diluncurkan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta pada Kamis 15 Agustus 2019. 10 detektor dipasang di wilayah Banten yang bertujuan untuk memonitor gempa bumi di area megathrust Jawa bagian selatan.
10 sensor EEWS itu merupakan proyek percontohan. Sebenarnya BMKG berniat menyebar 190 detektor di seluruh Indonesia untuk tahun 2020. Namun terkait ini, progresnya belum diinformasikan lebih detail lagi.
"Jika tersedia waktu emas selama tiga detik maka rasio berkurangnya korban mencapai 14 persen. Sedangkan jika tersedia waktu emas selama 10 detik maka rasio berkurangnya korban mencapai 39 persen dan jika tersedia emas selama 20 detik maka rasio berkurangnya korban mencapai 63 persen," kata Deputi Geofisika BMKG saat itu, Muhamad Sadly.
ADVERTISEMENT
Ditilik lebih lanjut, sudah ada situs terkait INAEEWS, tetapi setelah diklik informasinya masih minim. Di sana terdapat beberapa informasi seperti:
Namun, laman situsnya pun belum jelas, masih terdiri dari angka-angka. Terlihat belum resmi untuk diakses khalayak ramai.
Isu INAEEWS menjadi perhatian menyusul gempa bumi dahsyat di Jepang pada awal tahun baru 2024. Dalam sebuah video viral, tampak ponsel warga Jepang berbunyi 18 detik sebelum guncangan gempa terjadi.
Sistem peringatan dini gempa di Jepang diluncurkan pada 2007 oleh badan meteorologi setempat (JMA). Sistem ini mengeluarkan peringatan ketika gempa terdeteksi oleh lebih dari 4.000 seismometer yang dipasang di seantera Jepang.