Siswa SD di Jombang Meninggal Tak Ada Kaitan dengan Vaksin, Sempat Dikhitan

30 Desember 2021 19:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Komnas Pengkajian & Penanggulanan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (PP-KIPI) Hindra Irawan Satari memberikan keterangan pers terkait pengawalan keamanan vaksin COVID-19 di Jakarta, Kamis (19/11). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komnas Pengkajian & Penanggulanan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (PP-KIPI) Hindra Irawan Satari memberikan keterangan pers terkait pengawalan keamanan vaksin COVID-19 di Jakarta, Kamis (19/11). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) telah mengusut penyebab kematian siswa SD berinisial MBS (12) sehari setelah divaksin Pfizer di Puskesmas Mojowarno, Jombang.
ADVERTISEMENT
Ketua Komnas KIPI Prof Hindra Irawan mengungkapkan, pihaknya telah mencari berbagai faktor penyebab mulai dari efek vaksin hingga obat khitan.
Rupanya, Hindra menyebut MBS sempat dikhitan sebelum divaksin. Namun, menurut penyelidikan, hal tersebut tak ada kaitannya dengan kematian siswa SD tersebut.
"Memang dia ditunda vaksinasi karena sedang khitan, karena pada waktu jadwal vaksin, luka khitannya belum kering, jadi ditunda. Akhirnya divaksinasi di sekolahnya, ada 18 anak yang divaksinasi dengan dia," kata Hindra saat dihubungi, Kamis (30/12).
"Dari 18 itu sehat yang lainnya, dia yang meninggal. Enggak ada kaitan antara kematian dia dengan obat khitan," imbuh dia.
Hindra memastikan obat khitan yang dikonsumsi MBS juga aman. Tak ditemukan juga kontraindikasi pascakhitan.
ADVERTISEMENT
"Obat yang dimakan aman, tidak ada yang berbahaya. Dalam keadaan sehat menurut keterangan keluarga, tidak ada kontraindikasi," jelas dia.
Di sisi lain, Hindra menerangkan, saat ini bukti yang ada tidak menunjukkan MBS wafat akibat vaksinasi. Faktor lain seperti radang jantung, misalnya, juga disebut bukan penyebab meninggalnya MBS.
Petugas kesehatan menunjukan vaksinasi Pfizer. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Hindra menegaskan masih sulit untuk menyimpulkan apa sebetulnya penyebab kematian MBS.
"Enggak ada laporan yang seperti dialaminya, baik di Indonesia atau negara lain, jadi memang sulit menyebabkan pasti meninggalnya yang bersangkutan. Kita beranggapan saat ini bukti yang ada, tidak terkait vaksinasi," tegas dia.
"Sejauh ini tidak ada laporan radang jantung. Gejalanya kalau radang jantung biasanya 2 minggu setelah divaksinasi, bukan dalam waktu kurang dari 24 jam," tandas Hindra.
ADVERTISEMENT
Mengutip Jatim Now --partner 1001 media kumparan--, MBS menerima vaksinasi dengan jenis vaksin Pfizer pada Senin (27/12). Malamnya, korban demam tinggi serta muntah lalu dibawa ke Puskesmas Mayangan, Jogoroto, dan dinyatakan meninggal dunia pukul 05.00 WIB, Selasa (28/12).
Bupati Jombang Mundjidah Wahab mengatakan, putra kedua dari pasangan Kaswan (50) dan Miyatin (58) itu meninggal bukan disebabkan oleh vaksin yang disuntikkan. Ia pun menambahkan, pelajar kelas VI itu meninggal bukan karena KIPI.
Prosedur skrining juga sudah dijalankan oleh vaksinator dan korban dinyatakan memenuhi syarat untuk menerima vaksinasi.
"Anak kelas 6 SD ini barusan khitan pada tanggal 11 Desember. Setelah lima hari kemudian ikut vaksin. Setelah vaksin malamnya panas dan paginya dibawa ke puskesmas sudah meninggal. Jadi ini jangan diartikan karena vaksin. Kita sudah lalui semua prosedur sesuai ketentuan vaksin," kata Mundjidah, Rabu (29/12).
ADVERTISEMENT