Siswa SD di Semarang Ciptakan Plastik Ramah Lingkungan dari Biji Nangka

15 Maret 2022 23:34 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alvito Deannova Wicaksono dan Aisyaa Ereylia Putri, siswa SD SD HJ Isriati 1 Simpanglima saat menunjukan plastik ramah lingkungan yang mereka ciptakan di kampus Udinus. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Alvito Deannova Wicaksono dan Aisyaa Ereylia Putri, siswa SD SD HJ Isriati 1 Simpanglima saat menunjukan plastik ramah lingkungan yang mereka ciptakan di kampus Udinus. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
ADVERTISEMENT
Dua siswa sekolah dasar (SD) HJ Isriati 1 Simpanglima, Kota Semarang, berhasil menciptakan plastik ramah lingkungan berbahan dasar tepung biji nangka yang mudah terurai.
ADVERTISEMENT
Dua peneliti cilik itu ialah Alvito Deannova Wicaksono (11) dan Aisyaa Ereylia Putri (11). Keduanya masing-masing duduk di kelas 5 SD.
Sampah plastik ramah lingkungan itu pun diberi nama JABIC (Jackfruit Bioplastic and Chitosan). Inovasi itu dipamerkan dalam event Youth National Science Fair (YNSF) dan Youth Internasional Science Fair (YISF) yang digelar di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang.
Alvito mengatakan, ide itu datang dari rasa pedulinya terhadap banyaknya pemakaian plastik tidak ramah lingkungan yang dapat merusak lingkungan.
Plastik ramah lingkungan diciptakan Alvito Deannova Wicaksono dan Aisyaa Ereylia Putri, siswa SD SD HJ Isriati 1 Simpanglima. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
"Ini plastik yang mudah diurai. Kalau plastik biasa terurainya lama 300-500 tahun. Kalau bioplastik hanya 4-5 minggu. Soalnya sekarang ini kan plastik yang dipakai susah terurai bikin lingkungan kotor, enggak sehat," ujar Alvito saat ditemui di kampus Udinus Semarang, Selasa (15/3).
ADVERTISEMENT
Kedua bocah itu mengaku mempelajari pembuatan bioplastic dengan membaca berbagai jurnal. Mereka juga kerap melakukan eksperimen-eksperimen kecil.
"Kita belajar sendiri baca-baca dari jurnal. Cuman dibantuin sama orang tua beli bahan-bahannya. Kayak asam asetat, khitosan, sand and dirt," jelas Alvito.
Alvito yang bercita-cita menjadi seorang pilot kepresidenan memang dikenal sebagai anak yang pintar. Ia sebelumnya sudah pernah mengikuti ajang kompetisi sains secara online.
Plastik ramah lingkungan diciptakan Alvito Deannova Wicaksono dan Aisyaa Ereylia Putri, siswa SD SD HJ Isriati 1 Simpanglima. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Sedangkan, Aisya yang bercita-cita menjadi dokter tertarik meneliti bioplastic agar bumi bebas dari sampah plastik.
"Kalau aku sih maunya bumi ini terbebas dari sampah plastik. Biar bersih dan sehat terus," imbuh Aisya.
Ibunda Alvito Dwi Noviana mengaku sangat bangga buah hatinya berpartisipasi dalam ajang bergengsi ini. Ia berharap pemerintah dapat memberikan dukungan terhadap ide yang ditemukan oleh para ilmuwan cilik di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kalau kami sih inginnya pemerintah ikut memberikan dukungan ya. Misalnya dukungan dana meskipun sedikit karena ini kan ide anak-anak bangsa sendiri yang harus didukung," kata Noviana.
Sementara itu, Kepala Biro Kemahasiswaan Udinus, Rindra Yusianto mengatakan, kali ini pihaknya didaulat untuk menjadi tuan rumah dalam kompetem bagi ratusan tim di seluruh dunia yang akan berlaga dalam ajang ini.
Alvito Deannova Wicaksono dan Aisyaa Ereylia Putri, siswa SD SD HJ Isriati 1 Simpanglima saat menunjukan plastik ramah lingkungan yang mereka ciptakan di kampus Udinus. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Berbeda dengan tahun sebelumnya, kali ini ajang bergengsi tersebut digelar secara hybrid yang diselenggarakan serentak pada 14-17 Maret 2022
"Semoga akan lahir bibit-bibit muda yang bisa berkompetisi tidak hanya tingkat nasional tapi internasional. Nantinya para juara akan diberikan beasiswa untuk studi lanjut di Udinus. Baik dalam negeri maupun luar negeri," ucap Rindra.
Di sisi lain President dari Indonesian Young Scientist Association (IYSA) Deny Irwan menyebutkan, ajang ini diikuti 540 tim yang berasal dari 22 negara di dunia dari level SD, SMP, SMA/SMK sederajat dan perguruan tinggi.
ADVERTISEMENT
"Ada 50 tim dari seluruh indonesia. Sementara tim lainnya berasal dari Amerika, Rusia, Serbia, Korea Selatan dan lain sebagainya. Ini ajang bagi para peneliti muda untuk berbagi pengetahuan dan budaya," sebut dia.
Dia berharap pemerintah dapat memberikan dukungan terhadap inovasi-inovasi karya anak bangsa yang lahir dari event ini.
"Saya berharap pemerintah ikut mendukung inovasi-inovasi yang dilahirkan melalui event ini. Dan yang tak kalah penting ajang ini dapat meningkatkan kreativitas dan semangat meneliti para generasi muda di Indonesia," kata Deny.