Siswa SMAN 4 Karawang Gagal SNBP, Dedi Mulyadi Tambah Honor Petugas Rp 2 Juta

6 Februari 2025 15:19 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jabar Terpilih Dedi Mulyadi kunjungi SMPN 4 Karawang. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jabar Terpilih Dedi Mulyadi kunjungi SMPN 4 Karawang. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Barat (Jabar) terpilih Dedi Mulyadi mengungkap biang kerok di balik gagalnya finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) di SMAN 4 Karawang. Dedi menyebut persoalan tersebut diakibatkan petugas penginput PDSS hanya dibebankan kepada satu orang.
ADVERTISEMENT
Kegagalan itu menyebabkan ratusan siswa di sekolah tersebut terancam gagal daftar kuliah melalui seleksi nasional berbasis prestasi (SNBP).
"Ini kan karena jumlah tenaganya tidak cukup. Satu orang mengerjakan entry 136 data siswa dengan variabel nilai dari mata pelajaran yang sangat banyak. Tentunya ini tidak cukup," ungkap Dedi saat mengunjungi SMAN 4 Karawang, Kamis (6/2).
Mantan Bupati Purwakarta dua periode itu menilai ada kelalaian sekolah dalam menyediakan tenaga penginput.
"Kan ada kelalaian dari sekolah yang tidak menyiapkan tenaga yang cukup, kalo tenaganya cukup, mungkin sudah selesai," katanya.
Maka itu, dia meminta sekolah menyiapkan tiga operator tambahan untuk mengerjakan entry data. Ketiga operator tersebut diharuskan fokus bekerja menuntaskan penginputan data siswa yang berhak mendaftar SNBP.
SMAN 4 Karawang. Foto: kumparan
"Saya minta hari ini mereka yang bertiga ini fokus bekerja, gak usah lagi melayani terlalu banyak orang yang datang, karena kan kita ingin menyelamatkan siswa untuk bisa masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur prestasi," katanya.
ADVERTISEMENT
"Menteri pendidikan juga sudah memberikan ruang untuk melakukan entry kembali. Dan saya kasih support satu orang saya kasih honor tambahan Rp 2 juta sampai selesai," jelas dia.
Adapun soal perbedaan data antara Kementerian Pendidikan dengan sekolah, menurutnya masih bisa diperbaiki.
Yang menjadi prioritas saat ini, kata dia, adalah bagaimana caranya siswa harus diselamatkan dan memberi kesempatan sekolah untuk bekerja.
"Perbedaan-perbedaan kita perbaiki dan kalau perlu tim untuk membantu untuk mendorong agar ini cepet saya akan kirim 100 orang, agar 1 orang 1 siswa kan gampang," tutupnya