news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Siswa SMK di Depan Ganjar: PNS Jadi Koruptor, Langsung Saja Didor

8 Desember 2019 10:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tempel stiker antikorupsi di mobil dinas Pemprov Jateng dalam rangka Hari Antikorupsi Dunia (Hakordia) 2019. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tempel stiker antikorupsi di mobil dinas Pemprov Jateng dalam rangka Hari Antikorupsi Dunia (Hakordia) 2019. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
Ribuan pelajar SMA/SMK dari berbagai sekolah di Jawa Tengah menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Gubernur Jateng, Jl Pahlawan Kota Semarang, Minggu (8/12).
ADVERTISEMENT
Demo tersebut bukan dalam rangka menuntut pemerintah provinsi Jateng, melainkan dalam rangka memperingati Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2019.
Dipimpin langsung oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, para siswa yang berdemo itu diminta berorasi. Salah satu yang berorasi adalah, Latifah, dari SMAN 1 Purwanegara, Banjarnegara.
“Kita sebagai generasi muda, mari kita berikhtiar mewujudkan Indonesia dan Jawa Tengah bebas korupsi. Walaupun masih muda, tapi jiwa dan semangat kita membara,” ujarnya di hadapan ribuan siswa.
Tak hanya Latifah, adapula Aji Kurniawan siswa SMK Negeri Jateng di Pati. Dia mengatakan, Aparatur Sipil Negara atau ASN yang terbukti melakukan tindak pidana korupsi, maka harus diberikan sanksi berat.
“Kalau PNS jadi koruptor, nggak usah ngantor, tapi langsung didor. Koruptor harus dihukum mati," teriaknya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melihat siswa tempel stiker antikorupsi di mobil dinas Pemprov Jateng dalam rangka Hari Antikorupsi Dunia (Hakordia) 2019. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Menurut Ganjar, ungkapan tersebut adalah luapan kejengkelan dari rakyat yang diwakili oleh para siswa, terhadap perilaku korupsi.
ADVERTISEMENT
"Ini merupakan ungkapan kejengkelan dari mereka yang mudah-mudahan menjadikan mereka generasi berintegritas," tegasnya.
Dalam kesempatan ini, Ganjar mengapresiasi semangat para siswa SMK sebagai generasi penerus bangsa yang dengan lantang menggelorakan semangat antikorupsi.
“Saya senang dan bangga pada pelajar yang hebat-hebat ini, mereka menegaskan diri untuk siap menjadi agen antikorupsi. Sejak dini kami ajak mereka untuk terlibat, merasakan, mengkritik bahkan mencaci terhadap hal-hal berbau korupsi," kata Ganjar.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melihat siswa tempel stiker antikorupsi di mobil dinas Pemprov Jateng dalam rangka Hari Antikorupsi Dunia (Hakordia) 2019. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Gerakan antikorupsi, kata Ganjar, sangat penting diterapkan sejak dini. Mulai dari hal-hal kecil, semisal tidak mencontek, disiplin masuk sekolah, tidak berbohong dan lainnya.
"Mereka kelak akan menjadi pemimpin bangsa, semoga ini awal yang bagus untuk menanamkan integritas. Saya minta guru-guru membimbing," tegasnya.
Ganjar kemudian spontanitas menyebut anak-anak muda ini sebagai agen melawan korupsi, dimulai dari sekolahnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Mereka diminta untuk melek dan mengawasi terhadap pengelolaan sekolah yang dikerjakan oleh Kepala Sekolah dan gurunya.
“Kepala sekolah dan guru harus bertanggungjawab dalam pengelolaan sekolahnya, karena anak-anak ini akan mengawasi. Maka kita harapkan ke depan, akan tumbuh kesadaran jaga sekolahku, jaga puskesmasku, dan semua akan berintegritas,” tegasnya.
Selain aksi demo dan orasi, peringatan Hakordia 2019 di Jateng juga diwarnai aksi tempel stiker bertuliskan bertuliskan 'Nek Aku Korupsi, Ora Slamet' itu ditempel di mobil-mobil pelat merah Pemprov Jateng.
Para siswa antusias memasang stiker di empat kendaraan dinas. Salah satunya milik Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Pemprov Jateng, Sarwa Pramana.
"Ini untuk pengingat sekaligus doa, nek dhewe korupsi, berarti ora slamet (kalau kita korupsi, berarti tidak selamat)," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bersama siswa mengikuti peringatan Hari Antikorupsi Dunia (Hakordia) 2019. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan