Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Siswa SMP di Jakbar Berkelahi karena Mantan Hubungi Pacar, Kasus Berakhir Damai
15 Januari 2023 7:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Polsek Tambora mengamankan 2 remaja berinisial MF (14) dan MPD (15) di Loksem Jalan Pejagalan Raya, Kelurahan Pekojan, Tambora, Rabu (11/1). Keduanya terlibat perkelahian dengan motif cemburu .
ADVERTISEMENT
"MF (14) ini awalnya tidak terima karena pacarnya inisial EL (14) dihubungi via Whatsapp oleh MPD (15)," kata Kapolsek Tambora Kompol Putra Pratama lewat keterangannya, Minggu (15/1).
Putra menuturkan, kasus ini berawal saat warga Pekojan mendapat 2 remaja itu hendak berkelahi menggunakan senjata tajam. Keduanya lalu diserahkan Polsek Tambora.
Dari hasil pemeriksaan, kedua remaja ini merupakan pelajar kelas 1 dan 2 SMP. Keduanya janjian bertemu untuk berkelahi karena cemburu pacarnya dihubungi sang mantan.
"MPD (15) pelajar kelas 2 SMP asal Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan Jakarta Utara berkelahi dengan MF (14) pelajar kelas 1 SMP asal Kelurahan Penjaringan," rincinya.
"Kedua anak ini menderita lebam di muka masing-masing karena saling pukul," lanjut Putra.
ADVERTISEMENT
Setelah diamankan, kedua pelajar ini awalnya menolak menempuh jalur damai. Kemudian mereka ditempatkan di ruang tahanan anak. Setelah semalaman berada di sana, keduanya lalu sepakat berdamai.
“Kedua anak ini awalnya tidak mau dimediasi secara kekeluargaan sehingga keduanya kami lakukan penahanan di ruang khusus ana. Setelah empat malam bersama di dalam ruangan khusus dengan pengawasan petugas, kedua anak ini akhirnya berdamai," jelasnya.
Pada Sabtu kemarin, Polsek Tambora akhirnya menghentikan penyidikan terhadap kedua anak ini dengan mekanisme restoratif justice melibatkan keluarga, pengurus RT atau RW di alamatnya dan juga pihak sekolah kedua anak ini.
“Demi masa depan kedua anak ini, penyidikan tindak pidana ini kami hentikan menggunakan mekanisme restoratif justice," tutup Putra.
ADVERTISEMENT