Siswa SMP di Surabaya Tewas Tersengat Kabel di Sekolah, Ortu Lapor Polisi

9 Mei 2025 13:29 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tanu Hariadi menunjukkan surat pelaporan di Polrestabes Surabaya, Rabu (7/5/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tanu Hariadi menunjukkan surat pelaporan di Polrestabes Surabaya, Rabu (7/5/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang siswa kelas IX SMP Katolik Angelus Custos Surabaya, berinisial SSH (15 tahun), tewas usai tersengat listrik kabel AC di sekolahnya.
ADVERTISEMENT
Ayah korban, Tanu Hariadi, menceritakan peristiwa itu terjadi pada tanggal 28 Maret 2025. Ketika itu, sekolah sedang libur namun anaknya pergi ke sekolah bermaksud untuk mengerjakan tugas kelompok ujian praktik Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK).
Sekitar pukul 11.23 WIB, korban dan teman-temannya berkumpul di sekolah. Mereka melihat tangga menuju kelasnya ditutup, dan lapangan sekolah saat itu dipakai oleh siswa SMA Katolik Frateran untuk kerja kelompok.
Korban dan teman-temanya kemudian memutuskan untuk kerja kelompok PJOK di rooftop lantai IV SMA Katolik Frateran.
Lalu, korban berjalan ke tepi rooftop dekat AC. Korban diduga hendak meletakkan ponsel berniat merekam kegiatan mereka, lalu korban diduga tanpa sengaja menginjak kabel AC yang terkelupas kemudian tersengat listrik.
ADVERTISEMENT
"Teman-temannya bersaksi, putra saya sempat berteriak 'Aku kesetrum!' lalu mematung selama sekitar 40 detik sebelum akhirnya terjatuh dan kepalanya terbentur pagar," ujar Tanu kepada wartawan, Rabu (7/5).
Korban kemudian dilarikan ke RS Adi Husada Undaan Wetan Surabaya oleh teman-temannya, namun nyawanya tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pukul 12.35 WIB.
"Saat memandikan jenazah, saya melihat luka di kakinya, bercak merah di punggung, dan bintik-bintik merah di lengannya. Diduga, urat syarafnya putus," ucapnya.

Pihak Sekolah Tidak Menanggapi Keluarga Korban

Pada 7 April 2025, pihak keluarga mendatangi sekolah bermaksud untuk menanyakan kronologi kejadian itu namun tidak ada tanggapan. Pihak keluarga akhirnya menanyakan kejadian tersebut ke teman-teman korban.
"Hanya sebatas mendapat cerita tentang kehidupan Steven sehari-hari di sekolah. Padahal peristiwa itu terjadi di sekolah. Kalau memang ada empati datang ke rumah jelaskan, maka kami sebagai orang tua maka akan jatuh hatinya," kata Tanu.
ADVERTISEMENT
Tanu menambahkan, sebenarnya korban dan teman-temannya hendak mengerjakan tugas kelompok ke rumah salah satu temannya.
"Namun, atas saran orang tua temannya yang juga guru di sekolah, mereka memutuskan mengerjakan tugas di sekolah karena dijanjikan akan disediakan tempat. Tapi saat di sekolah, ternyata kelas terkunci sehingga mereka mengerjakan tugas di rooftop lantai empat," ujarnya.
Merasa tidak ada itikad baik dari sekolah, pihak keluarga korban melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Surabaya.
Laporan itu dilayangkan pada 10 April 2025 dan diterima oleh SPKT dengan nomor laporan STTLPM/549/IV/2025/SPKT/Polrestabes Surabaya.
kumparan telah mendatangi SMP Katolik Angelus Custos Surabaya untuk menanyakan soal insiden tersebut pada Kamis (8/5), namun pihak sekolah baru akan memberikan statement pada Sabtu (10/9).
ADVERTISEMENT

Kata Polisi

Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanty Dewi, mengatakan bahwa pihaknya tengah memeriksa sejumlah saksi atas peristiwa tersebut.
"Sudah dilakukan klarifikasi saksi-saksi sebanyak 5 orang termasuk dari pihak sekolah," kata Rina.