Siswi SD di Lamongan Tewas Diduga karena Jatuh Didorong Temannya: Pankreas Robek

3 Mei 2024 22:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Luka memar di perut ARS (12), siswa kelas 5 SD di Kecamatan Karang Geneng, Kabupaten Lamongan, yang meninggal diduga terjatuh akibat didorong oleh temannya. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Luka memar di perut ARS (12), siswa kelas 5 SD di Kecamatan Karang Geneng, Kabupaten Lamongan, yang meninggal diduga terjatuh akibat didorong oleh temannya. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
ARS (12), seorang siswi kelas 6 Sekolah Dasar (SD) di Karang Geneng, Kabupaten Lamongan, meninggal dunia diduga usai didorong oleh temannya di sekolah. Pankreas korban robek.
ADVERTISEMENT
Ibu korban, Chresa Sulistiana (35) warga Kecamatan Karang Geneng, mengatakan, peristiwa ini bermula saat ia dihubungi oleh pihak sekolah bahwa ARS terjatuh di sekolah pada Senin (19/2) sekitar pukul 07.00 WIB.
"Awalnya kejadiannya di sekolah, tanggal 19 Februari 2024, sekitar jam 07.00 WIB kurang. Saya ditelepon wali muridnya dikabarin anak saya jatuh. Tapi sudah dibawa ke puskesmas," kata Chresa saat dikonfirmasi, Jumat (3/5).
Chresa pun bergegas ke puskesmas tempat anaknya dirawat. Di situ, ia bertemu dengan wali kelas ARS serta temannya yang diduga mendorong hingga terjatuh.
Ia lalu menanyakan kronologi jatuhnya ARS kepada wali kelasnya. Gurunya menyebut bahwa ARS terjatuh akibat bercanda biasa dengan temannya.
"Ini anak saya kenapa kok jatuh sampai gini, anak saya megangin perut sambil sesak napas," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Terus wali kelasnya bilang, 'biasa mbak anak-anak bercanda'. Saya pikir bercanda kok sampai lihat di perutnya sampai ada goresan babras (luka di perut). Saya kira bercandanya model apa. Kalau bercanda ya setahu saya mencairkan suasana. Dan kalau sudah ada babras (luka) gitu, bukan bercanda lagi namanya," lanjutnya.
Saat di puskesmas itu, Chresa melihat anaknya tidak ditangani secara medis. Alasannya, pihak puskesmas khawatir salah penanganan karena lukanya di bagian perut.
"Iya karena kalau jatuhnya perut takut terjadi apa-apa. Langsung ibu bawa ke RS (Muhammadiyah) Lamongan," terang Chresa menirukan ucapan petugas medis puskesmas.
Chresa pun memutuskan untuk membawa ARS pulang ke rumah. Ketika di rumah, ARS masih mengeluh kesakitan pada perutnya serta sesak napas. Beberapa saat kemudian, pihak keluarga membawa ARS ke RS Muhammadiyah Lamongan.
ADVERTISEMENT
Saat menjalani perawatan di RS Muhammadiyah itu baru terungkap bahwa ARS mengalami luka robek di bagian pankreasnya.
"Dan setelah dikasih tau hasil (rontgen) CT Scan itu di pankreasnya ada kayak robekan," ungkapnya.
Begitu tahu hasil medis ARS, Chresa langsung melapor ke pihak sekolah bahwa anaknya mengalami luka di pankreas akibat benturan.
"Dan saya bilang ke (sekolah) akibat benturan itu ada robekan di pankreasnya," ujar dia.
Pihak sekolah kemudian menjenguk ARS di RS Muhammadiyah Lamongan. Akan tetapi tidak ada tindak lanjut dari pihak sekolah setelah menjenguk ARS.
Hasil Pemeriksaan RSUD
Pada Jumat (23/2), ARS dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya lantaran kondisi kesehatannya tak kunjung membaik.
Dari hasil pemeriksaan di RSUD dr Soetomo Surabaya juga menunjukkan hasil yang serupa, yaitu mengalami gangguan di bagian pankreas.
ADVERTISEMENT
Akibat luka itu, ARS mengalami gangguan fungsi organ lainnya, seperti mengeluarkan cairan warna hijau di lambungnya, mengeluarkan urine berwarna merah, serta tidak bisa menahan BAB.
"Di pipisnya itu sudah merah dan BAB itu sudah keluar terus dan pampers an, sejak dari RS Lamongan nggak bisa terima makan sama sekali. Dipuasakan," terang dia.
ARS akhirnya mengembuskan napas terakhir setelah menjalani perawatan selama 17 hari di RSUD dr Soetomo Surabaya.
"Hingga akhirnya anak saya ini dirujuk ke RSUD Soetomo Surabaya. Sampai 17 hari hingga meninggal. Tidak ditengokin (pihak sekolah) sama sekali di RS," ucap Chresa.
Saat ini, Chresa meminta pertanggungjawaban kepada pihak keluarga usai kehilangan putrinya itu agar mendapat keadilan. Pihak keluarga pun melaporkan peristiwa ini ke Polres Lamongan.
ADVERTISEMENT
Laporan tersebut telah diterbitkan degan nomor LP : LP-B/137/V/2024/SPKT/POLRES LAMONGAN/POLDA JAWA TIMUR, pada Kamis 2 Mei 2024 pukul 13.00 WIB.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Lamongan, Ipda Andi Nur Cahya menyampaikan bahwa kasus ini masih dalam proses pendalaman.
"Masih dilidik dan pemeriksaan saksi-saksi," kata Andi kepada kumparan.