Siswi SMK di Cimahi Tewas karena Dibully: Kata Maaf yang Datang Terlambat

10 Juni 2024 20:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dadang Komarudin dan Siti Aminah, orang tua N, korban perundungan selama 3 tahun di salah satu SMK Kesehatan di Bandung Barat saat ditemui di kediamannya, di Cihanjuang, Cimahi Utara, Kabupaten Bandung Barat, Senin (10/6/2024). Foto: Robby Bouceu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dadang Komarudin dan Siti Aminah, orang tua N, korban perundungan selama 3 tahun di salah satu SMK Kesehatan di Bandung Barat saat ditemui di kediamannya, di Cihanjuang, Cimahi Utara, Kabupaten Bandung Barat, Senin (10/6/2024). Foto: Robby Bouceu/kumparan
ADVERTISEMENT
Duka masih dirasakan Siti Aminah (42), ibu dari N, siswi SMK di Cimahi yang dibully selama 3 tahun dan akhirnya meninggal.
ADVERTISEMENT
Dengan lirih, Aminah menceritakan, beberapa hari sebelum putrinya meninggal, orang tua terduga pelaku pembully sempat menjenguk anaknya.
Demikian juga pihak sekolah. Namun tak ada solusi dari mereka, hanya sekadar menjenguk saja, hingga akhirnya putrinya meninggal pada 30 Mei lalu.
Aminah, menjelaskan, kedatangan pihak sekolah dan keluarga terduga pelaku juga sudah telat. Padahal sejak jauh-jauh hari, dia sudah meminta terduga pelaku dan keluarganya menemui N untuk meminta maaf.
“Tapi ternyata hal yang diinginkan putri kami tidak terlaksana. Salah satunya, dia ingin si (terduga) pelaku dan orang tuanya datang ke rumah, tapi ditunggu-tunggu tidak ada. Pas datang pun, almarhumah kondisinya sudah tidak bisa untuk diajak bicara,” tutur Aminah saat ditemui di rumahnya di Cihanjuang, Cimahi Utara, Senin (10/6).
ADVERTISEMENT
Aminah melanjutkan, ibu dari terduga pelaku juga cukup kaget saat mereka melihat kondisi N. Dia tidak menduga kondisi N sudah separah itu.
“Saya kira tidak separah itu,” kata Aminah menirukan ucapan ibu pelaku.
Hal tersebut cukup membuat Aminah kecewa. Sebab bentuk iktikad baik yang diharapkannya baru dilakukan saat N tidak bisa diajak bicara.
Pihak sekolah dan keluarga terduga korban menjenguk N pada Senin 27 Mei 2024, sementara N meninggal pada Kamis 30 Mei 2024.
Terkait kematian putri kesayangannya itu, baik Aminah maupun Ayahnya, Dadang (46), mengaku sudah ikhlas.
Hanya saja, keluarga mengharapkan hukum tetap berjalan sesuai prosedur yang berlaku, agar terduga pelaku mendapat efek jera dan tidak ada lagi korban lainnya.
ADVERTISEMENT
“Saya kalau untuk kematian putri saya, saya ikhlas. Kalau masalah masalah hukum tetap harus tuntas. Karena agar si pelaku ini dapat efek jera dan tidak melakukan ke yang lain,” tutur Aminah.
“Karena itu yang dikatakan putri saya saat video call sama [terduga] pelaku, waktu saya di rumahnya (terduga pelaku). Bilangnya gini: ‘Mulai saat ini, detik ini, saya minta kamu ubah sifat kamu, sikap kamu. Saya ikhlas jadi korban kamu. Tapi saya tidak ikhlas kamu melakukan itu ke orang lain,’” kata Aminah, menirukan ucapan almarhumah putri sulungnya.
Sebelumnya, telah diberitakan bahwa N merupakan korban perundungan (bullying) yang dilakukan oleh teman sekolahnya, di salah satu SMK Kesehatan di Cihanjuang, Cimahi Utara.
Ia diduga mengalami depresi berat lantaran perundungan itu berlangsung selama tiga tahun, sejak N duduk di bangku kelas 10 sampai 12.
ADVERTISEMENT
N sempat dirawat di klinik selama satu minggu, mulai tanggal 13 sampai 20 Mei 2024. Sayangnya, kondisinya makin memburuk hingga dia meninggal pada 30 Mei 2024 lalu.