Situasi Makin Tidak Terkendali, Peru Umumkan Keadaan Darurat Nasional 30 Hari

15 Desember 2022 5:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendukung mantan Presiden Pedro Castillo meneriakkan slogan selama protes di dekat Kongres di Lima, Peru, Senin (12/12/2022). Foto: Ernesto Benavides/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pendukung mantan Presiden Pedro Castillo meneriakkan slogan selama protes di dekat Kongres di Lima, Peru, Senin (12/12/2022). Foto: Ernesto Benavides/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aksi protes dari pendukung mantan Presiden Peru yang dipecat, Pedro Castillo, semakin tidak terkendali. Hingga Rabu (14/12) waktu Peru, para demonstran masih memblokade jalan protokol.
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Alberto Otarola mengumumkan keadaan darurat nasional selama 30 hari ke depan.
"Termasuk pembatasan kegiatan untuk berkumpul dan juga penerapan jam malam,” kata Otarola dilansir dari AFP, Kamis (15/12).
Pengumuman ini dikeluarkan bertepatan saat Hakim memutuskan tetap menahan Castillo atas dugaan pemberontakan dan konspirasi. Padahal, harusnya ia dibebaskan hari ini.
Pendukung mantan Presiden Peru Pedro Castillo berlari untuk berlindung setelah polisi anti huru hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan protes di dekat Kongres di Lima, Peru, Senin (12/12/2022). Foto: Ernesto Benavides/AFP
Aksi unjuk rasa ini dipicu pemecatan dan penangkapan Castillo pekan lalu. Castillo saat itu mencoba membubarkan kongres dan melakukan regulasi rule by decree atau memerintah melalui dekrit.
Parlemen pun memutuskan untuk memecatnya. Posisinya pun digantikan oleh wakilnya, Dina Boluarte. Para demonstran tidak terima dan meminta untuk dilakukan Pemilu ulang.
Selama lebih dari seminggu, situasi di Peru mencekam. Ribuan demonstran turun ke jalan, melakukan blokade ruas jalan utama hingga menutup bandara. Sejauh ini dilaporkan ada 7 korban tewas.
ADVERTISEMENT

Pemilu Kembali Dipercepat

Pada Minggu (11/5), Boluarte memutuskan mengadakan Pemilu 2024 lebih cepat 2 tahun dari waktu yang ditetapkan.
Tetapi keputusan ini tidak membuat situasi panas mereda, pendukung Castillo masih menuntut menuntut pembebasannya dan pemilihan lebih awal.
Hingga, akhirnya Pemilu kembali dimajukan menjadi Desember 2023.