Situbondo Jatim Paceklik Ikan, Nelayan Jadi Kuli Bangunan

18 Oktober 2024 20:40 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di kampung pesisir Situbondo, Jumat (18/10/2024). Perahu-perahu disandarkan akibat paceklik ikan dalam dua bulan terakhir.  Foto: Dok. Mili.id
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di kampung pesisir Situbondo, Jumat (18/10/2024). Perahu-perahu disandarkan akibat paceklik ikan dalam dua bulan terakhir. Foto: Dok. Mili.id
ADVERTISEMENT
Sudah jadi rahasia umum, bulan Juni hingga Oktober adalah musim paceklik ikan di perairan Situbondo, Jawa Timur (Jatim).
ADVERTISEMENT
"Akibat angin timur, tangkapan ikan berkurang. Juni-Oktober hampir pasti paceklik," kata nelayan bernama Maryanto (39 tahun).
Maryanto merupakan salah satu nelayan di kampung pesisir Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, Situbondo.
Pantauan pada Jumat (18/10), banyak perahu motor yang disandarkan di bibir pantai.

Nelayan Jadi Kuli Bangunan

Suasana di kampung pesisir Situbondo, Jumat (18/10/2024). Perahu-perahu disandarkan akibat paceklik ikan dalam dua bulan terakhir. Foto: Dok. Mili.id
Berkurangnya tangkapan ikan membuat banyak nelayan Kilensari beralih kerjaan.
"Sebagian nelayan menjadi kuli bangunan, sebagian lagi menjadi pekerja serabutan," kata Maryanto.
Yang tidak bekerja, terlihat di bibir pantai memperbaiki jaring ikan dan perahu motornya.

Perhiasan Istri Dijual

Suasana di kampung pesisir Situbondo, Jumat (18/10/2024). Perahu-perahu disandarkan akibat paceklik ikan dalam dua bulan terakhir. Foto: Dok. Mili.id
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, ada keluarga nelayan yang harus menjual barang berharga. "Yang jual perhiasan istrinya, ada juga," ujar Maryanto.
Sejumlah istri nelayan pun berjuang dengan mencari kerang dan tiram di bibir pantai.
ADVERTISEMENT
"Karena tangkapan ikan sepi, sehingga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, saya mencari kerang dan tiram di bibir pantai," ujar Fatimah, istri seorang nelayan.