Skandal Korupsi Pengadaan Senjata Ukraina Senilai Rp 633 Miliar Terkuak

29 Januari 2024 11:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga sipil yang sukarela bergabung dengan Pasukan Pertahanan Teritorial berlatih senjata, di Odessa, Ukraina, Jumat (11/3). Foto: Alexandros Avramidis/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Warga sipil yang sukarela bergabung dengan Pasukan Pertahanan Teritorial berlatih senjata, di Odessa, Ukraina, Jumat (11/3). Foto: Alexandros Avramidis/Reuters
ADVERTISEMENT
Dinas Keamanan Ukraina (Security Service of Ukraine/SBU) pada Sabtu (28/1) berhasil mengungkap skandal korupsi senilai hampir USD 40 juta (Rp 633 miliar) terkait pengadaan senjata melibatkan sebuah perusahaan bernama Lviv Arsenal.
ADVERTISEMENT
Kasus ini terungkap saat perang antara Ukraina dan Rusia memasuki tahun kedua — yang sampai saat ini kedua negara masih saling serang drone menargetkan masing-masing wilayah.
Dikutip dari Al Jazeera, SBU melaporkan bahwa karyawan dari sebuah perusahaan senjata Ukraina telah bersekongkol dengan pejabat dari Kementerian Pertahanan untuk menggelapkan dana tersebut — yang seharusnya digunakan untuk membeli 100 ribu peluru mortir sebagai amunisi melawan Rusia.
"Sebuah penyelidikan telah mengekspos pejabat Kementerian Pertahanan dan manajer pemasok senjata Lviv Arsenal, yang mencuri hampir 1,5 miliar hryvnias [USD 40 juta] dalam pembelian peluru," ungkap SBU.
Seorang prajurit Ukraina memegang senjata anti-pesawat MANPADS (Man-Portable Air-Defence Systems) "Stinger" saat mereka memindai kemungkinan sasaran udara, di atas kapal Penjaga Maritim dari Layanan Perbatasan Negara Ukraina. Foto: Anatolii Stepanov/AFP
"Menurut penyelidikan, mantan pejabat tinggi Kementerian Pertahanan dan kepala perusahaan afiliasi terlibat dalam penggelapan tersebut," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Laporan SBU — yang telah dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan ini menambahkan, kesepakatan itu menyangkut pembelian 100 ribu peluru mortir untuk militer melalui kontrak yang disepakati pada Agustus 2022 dan pembayarannya dilakukan di awal.
"Namun tidak ada senjata yang pernah diberikan. Sejumlah dana kemudian dipindahkan ke rekening bank luar negeri lainnya," kata SBU.
Lebih jauh, terkait skandal korupsi ini, SBU telah mendakwa 5 orang dan satu tersangka lainnya ditangkap ketika hendak menyeberangi perbatasan Ukraina.
Anggota angkatan bersenjata Ukraina membawa senjata artileri di dekat Donetsk, Ukraina, Minggu (22/5/2022). Foto: Carlos Barria/REUTERS
Para pejabat yang diduga terlibat dalam skandal itu termasuk Kepala Departemen Kebijakan Militer dan Teknis, Kepala Pengembangan Persenjataan dan Peralatan Militer di Kementerian Pertahanan saat ini dan sebelumnya, serta petinggi Lviv Arsenal.
Jika terbukti bersalah, maka mereka terancam dihukum maksimal 12 tahun penjara. Menurut Jaksa Agung Ukraina, dana yang digelapkan berhasil disita dan akan dikembalikan ke anggaran pertahanan.
ADVERTISEMENT
Adapun skandal korupsi di tubuh militer Ukraina — yang sebagian besar anggarannya dibiayai oleh Amerika Serikat dan negara Barat lainnya, telah menjadi masalah pelik lantaran sudah beberapa kali terjadi. Pada September lalu, eks Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov telah lebih dulu dipecat gara-gara terlibat dalam berbagai kasus korupsi.
Saat ini, jabatan Menteri Pertahanan yang sebelumnya diduduki oleh Reznikov diganti oleh Rustem Umerov. Dia ditunjuk pada bulan yang sama ketika Reznikov dipecat dan berkomitmen akan menjadikan pemberantasan korupsi sebagai prioritas utamanya.