Slamet Maarif: Reuni 212 Tak Undang Tokoh Politik

21 November 2019 19:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Slamet Maarif memberikan penjelasan terkait akan diselenggarakan reuni akbar 212 tahun 2019 di Sekretariat DPP FPI, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Slamet Maarif memberikan penjelasan terkait akan diselenggarakan reuni akbar 212 tahun 2019 di Sekretariat DPP FPI, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
PA 212 memastikan akan tetap menggelar Reuni 212 pada Senin (2/12) di Monas. Pada Reuni 212 kali ini, panitia tak berniat mengundang tokoh politik.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Steering Committee Maulid Akbar dan Reuni Mujahid 212, Slamet Maarif, mengatakan Maulid Akbar dan Reuni Mujahid 212 ini akan berfokus untuk merekatkan kembali sekat-sekat yang ada di antara masyarakat Indonesia.
"Reuni kali ini betul-betul akan munajat akan zikir akan merekatkan umat Islam. Sampai dengan hari ini kami masih menggodok tamu VIP yang akan diundang. Tapi memang yang jelas Insyaallah kami ingin melepaskan diri dari urusan politik," ungkapnya Slamet dalam konferensi pers di DPP FPI, Tanah Abang Jakarta Pusat, Kamis (21/11).
Slamet Maarif (kanan) dan Yusuf Martak memberikan penjelasan terkait akan diselenggarakan reuni akbar 212 tahun 2019 di Sekretariat DPP FPI, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Pada Reuni 212 tahun lalu, Ketum Gerindra yang saat itu merupakan Capres, Prabowo Subianto hadir. Selain itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga hadir mengenakan pakaian dinas.
Menurut Slamet, sejauh ini ada dua jenis undangan, pertama undangan untuk umum dan VIP. Untuk undangan umum ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk hadir dalam Reuni 212.
ADVERTISEMENT
"Undangan umum ini, untuk semua umat, silakan datang dan berkumpul," ujarnya.
Gambar udara suasana Reuni 212 di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Sedangkan undangan VIP, Slamet belum bisa mengungkapkan itu. Sebab, undangan ini sangat terbatas.
"Karena keterbatasan tempat dan panggung oleh karenanya kita harus sortir sesuai kapasitas," kata Slamet.