SMAN 17 Makassar soal Siswa Gagal Ikut SNBP: Operator Pengisi PDSS Lalai

6 Februari 2025 16:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SMAN 17 Makassar. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
SMAN 17 Makassar. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
SMA Negeri 17 Makassar, Sulsel, menyebut ratusan siswa-siswi terancam gagal masuk PTN melalui seleksi nasional berdasarkan prestasi (SNBP) karena kesalahan petugas operator sekolah atau human error.
ADVERTISEMENT
“Iya, bisa dikatakan itu, human error,” kata Wakasek Humas SMA Negeri 17 Makassar, Kartini Kurnia, kepada kumparan, Kamis (6/1).
Operator sekolah adalah pegawai berstatus PPPK. Dia diberi tugas untuk mengisi data siswa dalam Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk daftar SNBP.
“Ada sistem baru dan sebenarnya sangatlah mudah. Tapi, ya karena kelalaian dari pihak kami sehingga tetap gagal,” ucapnya.
Terpisah, Staf Kurikulum, Ratny Gandarwaty, mengatakan sistem yang baru ialah Electronic Raport atau E-Raport. Dengan sistem baru ini, memudahkan untuk penginputan nilai ke PDSS.
“Kebtulan tahun ini ada versi baru penginputan ke PDSS. Ada namanya tarik dari data E-Raport. E-Raport ini adalah nilai-nilai rapor siswa-siswi. Ini yang memudahkan penginputan PDSS siswa-siswi sebanyak 148 orang. Tinggal ditarik masuk,” kata Ratny.
ADVERTISEMENT
“Karena sistem E-Raport mudah, akhirnya dikerjakan satu orang. Setelah dikerjakan, ternyata gagal,” sesalnya.
Suasana sekolah saat siswa mogok belajar di SMAN 17 Makassar, Kamis (6/2/2025). Foto: kumparan

Petugas Operator Lalai

Ratny menjelaskan, dari proses penginputan PDSS ini terdapat empat tahapan. Salah satunya yang pertama adalah penginputan profil sekolah. Dan penginputan nilai adalah proses terakhir.
“Dalam PDSS terdapat empat tahapan pengisian, bukan cuma nilai saja. Salah satunya ialah profil sekolah dan tahapan terakhir inilah (nilai) yang belum sempat di-upload masuk oleh operator kami,” kata Ratny.
Kegagalan penginputan PDSS untuk SNBP karena diduga kelalaian operator sekolah. Ia terlalu menganggap pekerjaan ini mudah dan ingin dikerjakan pada detik-detik terakhir (deadline) penginputan.
“Di situlah kecolongan petugas operator ini. Dia pikir sampai malam penginputan. Tetapi ternyata cuma sampai sore hari. Dia tahu kalau deadline itu tanggal 31 Januari, cuma jamnya itu dia tidak perhatikan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Ratny mengaku pihak sekolah masih memperjuangan nasib dari siswa-siswi untuk tetap mengikuti SNBP.
“Kami belum katakan gagal ya, karena kami masih berjuang. Kepala sekolah kami dan petugas operator telah berangkat ke Jakarta untuk mencarikan solusi kasus ini,” jelasnya.
Suasana sekolah saat siswa mogok belajar di SMAN 17 Makassar, Kamis (6/2/2025). Foto: kumparan
Kata Panitia
Kemendiktisaintek mengungkap ada 373 sekolah yang terlambat mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) pada Perguruan Tinggi Nasional (PTN).
"Terdapat 373 sekolah teridentifikasi masuk dalam kategori sekolah yang sudah melengkapi data isian siswa eligible, seperti melengkapi nilai siswa eligible dalam 5 semester, namun belum melakukan finalisasi. Hal ini menyebabkan para siswa pada sekolah yang belum menyelesaikan finalisasi PDSS tersebut tidak dapat melakukan pendaftaran SNBP," kata Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Panitia SNPMB 2025 Eduart Wolok dalam keterangannya, dikutip Rabu (5/2).
ADVERTISEMENT
Hal itu berdasarkan penutupan jadwal pengisian PDSS pada 31 Januari 2025, pukul 15.00 WIB.
Dari 373 sekolah itu, ada 228 sekolah yang masih diberikan kesempatan memperbaiki finalisasi data ke Kemendikti. Caranya mengirimkan dokumen pernyataan surat kuasa kepada Panitia SNPMB yang isinya sekurang-kurangnya meliputi:
a. Identitas Sekolah (Nama Kepala Sekolah, NIP, Jabatan, NPSN, Nama Sekolah, Alamat, Kota/Kab)
b. Poin pernyataan:
• Pengisian PDSS telah lengkap, dan hanya tinggal Finalisasi Akhir saja
• Memberikan kuasa kepada Panitia SNPMB untuk melakukan Finalisasi Akhir
• Dampak yang ditimbulkan dari proses ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kepala Sekolah.
"Hingga tanggal 4 Februari 2025, pukul 15.00 WIB, sekolah yang difasilitasi untuk menerima bantuan sebanyak 228 sekolah dari total 373 sekolah," kata dia.
ADVERTISEMENT
Berarti, ada 145 sekolah yang tidak mengajukan perbaikan pengisian data. Ini berarti sudah tidak ada kesempatan kedua untuk sekolah-sekolah tersebut.