Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Smesco dan Lakon Indonesia Inisiasi Projek KRTA, Angkat UMKM Fashion di Daerah
8 November 2021 16:18 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
KRTA merupakan salah satu hasil dari inisiatif 'Future Fashion" dari Smesco Labo Fashion Lab yang digagas untuk menyatukan Indonesia melalui siluet desain fashion. KRTA yang dibaca 'Kerta' ini, berasal dari bahasa Sansekerta, Ker memiliki arti karya.
Terkait projek tersebut, Direktur Utama Smesco Indonesia , Leonard Theosabrata, mengatakan, ide dari kegiatan ini bermula dari keinginan kecilnya memberdayakan kembali UMKM fashion daerah. Salah satunya melalui pengembangan sejumlah siluet desain fashion daerah yang nantinya dapat diajukan salah satu pakaian khas Indonesia.
"Saya ingin mengajak semuanya untuk sejenak mencoba membayangkan jika siluet yang dihadirkan dan ditampilkan dalam KRTA ini kelak dapat diterima di masyarakat sebagai pakaian Indonesia yang baru," ujar Leonard dalam acara konferensi pers di Gedung Smesco, Jakarta, Senin (8/11).
ADVERTISEMENT
"Jadi kita ingin memperjelas bahwa kita tidak mengubah pakaian daerah tapi kita mau mencoba purpose bahwa bisakah ini menjadi pakaian indonesia yang baru dan dipakai sebagai identitas bersama di seluruh penjuru negara ini," imbuhnya.
Dalam menjalankan projek tersebut, Leonard menyebut pihaknya nantinya akan menciptakan sebuah modul. Dalam modul, kata Leonard, terdapat blue print dari projek KRTA yang akan diberikan kepada UMKM di daerah dalam bentuk pendampingan dan akses terhadap pasar.
"Untuk melaksanakan itu memang modul atau prosesnya dari research and development, kemudian kita ciptakan modul, nah modul itu kemudian kita piloting, nah dari piloting itu nanti keluar blue print. Nah blue print inilah yang nanti kita berikan kepada UMKM di Indonesia dengan pelatihan dan pendampingan dan juga sampai akses ke pasar," ucap Leonard.
ADVERTISEMENT
Besarnya ide dan tujuan dari KRTA ini, diharapkan Leonard dapat berjalan baik. Sehingga keinginannya untuk mendorong peran lebih UMKM fashion di tiap daerah khususnya dalam urusan pengembangan bisnis dapat terlaksana.
"Saya berpikir ada cara lain bagaimana untuk membantu UMKM ini caranya adalah mungkin dengan menginspirasi dan mendampingi mereka melalui inisiatif unggulan yang menuju ke future SME ilang atau bahasa indonesianya UMKM masa depan yang kita lead bersama mitra-mitra kita," ungkap Leonard.
"Untuk itu ke depannya kami akan meneruskan visi dan misi KRTA ini dengan brand-brand lokal lainnya di Indonesia dan tentunya umkm yang akan kita berikan pembekalan untuk berkelanjutan untuk mencapai visi KRTA ini," lanjut dia.
Dalam kesempatan yang sama, Founder Lakon Indonesia, Thresia Mareta, mengaku senang atas keterlibatannya dalam projek KRTA ini. Lebih jauh dari sekadar desain pakaian, projek ini dipandangnya sebagai suatu langkah maju, khususnya bagi Lakon Indonesia, dalam membantu UMKM daerah untuk bergeliat kembali.
ADVERTISEMENT
"Kami sangat ingin membagikan ilmu apa yang kami miliki supaya UMKM kita ini punya satu hal yang baru yang bisa mereka pelajari sehingga mereka juga bisa punya suatu mata pencaharian yang lebih panjang di masa yang akan datang," ungkap Thresia.
Proses panjang diakui Thresia dilakukan Lakon Indonesia demi menyukseskan projek KRTA. Langkah-langkah mulai dari penelitian dengan mempelajari pakaian tradisional Indonesia hingga pengembangan pola, jadi beberapa tahapan yang dilalui.
Hingga pada akhirnya tercipta suatu siluet sederhana yang diyakininya dapat dimanfaatkan seluruh UMKM fashion daerah untuk mengembangkan usaha mereka.
"Pola yang kami sederhanakan supaya ini akan mudah oleh UMKM penghasil fashion produk fashion di berbagai daerah karena kami menyadari kemampuan meraka berbeda-beda sehingga dengan pola yang sangat disederhanakan ini akan sangat membantu mereka waktu eksekusi di masa yang akan datang," kata Thresia.
ADVERTISEMENT
"Jadi di sini kami juga membuat siluet kenapa siluet? Karena siluet ini adalah bentuk suatu panduan saja supaya kami juga memberikan ruang untuk kreativitas dan masing masing daerah itu mereka bisa mengeksplorasi kain-kain di daerah mereka masing-masing akhirnya. Dari situ kami buat contoh siluet gimana kalau siluet itu sudah jadi pakaian dan diterapkan di berbagai macam kain tradisional itu jadinya seperti apa," sambungnya.
Executive Vice President SME Development Division BRI, Sepyan Uhyandi, juga mengaku pihaknya siap mensukseskan gelaran tersebut. Keterlibatan BRI dalam gelaran ini pun disebut Sepyan sebagai salah satu wujud nyata keterlibatan BRI khususnya dalam upaya mengembangkan produk hasil UMKM.
"Kalau bicara soal umkm, kami dari BRI merasa paling bertanggung jawab tentang kemajuan umkm, rasanya seperti itu walaupun mestinya kementerian yang harus bertanggung jawab ya, tetapi kami merasa punya responsibility kalau tentang UMKM kami. Oleh karena itu maka kami dengan senang hati ikut bergabung dengan acara ini dengan ikut mendampingi ini," kata Sepyan.
ADVERTISEMENT
"Karena BRI itu sekarang memiliki, memberi makna Indonesia dan saya pikir ini adalah salah satu cara memberi makna Indonesia dan BRI ingin ikut terlibat untuk menciptakan fashion masa depan dan untuk menciptakan UMKM masa depan," tutupnya.