Soal 3 Anak Pengidap HIV, Orang Tua Abaikan Sosialisasi Pemkab Samosir

25 Oktober 2018 15:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi obat antivirus HIV. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi obat antivirus HIV. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Kasus pengusiran tiga anak yatim piatu pengidap HIV terus bergulir. Bupati Samosir Rapidin Simbolon melalui Dinas Kesehatan telah mensosialisasikan proses penularan HIV kepada para orang tua.
ADVERTISEMENT
Rapidin mengatakan, sosialisasi ini telah dilakukan berulang kali. Dia juga menyampaikan, penularan HIV tidak semudah yang dibayangkan oleh orang-orang.
“Tapi kan karena di tempat kami belum ada yang terpapar HIV, jadi mereka ketakutan sekali, para orang tua,” ungkap Rapidin kepada kumparan, Kamis (25/10).
Tidak hanya itu, para orang tua juga mengancam akan ramai-ramai mengeluarkan anaknya dari sekolah apabila ketiga anak tersebut dipertahankan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk proteksi terhadap masa depan anaknya.
“Para orang tua bersepakat menolak keberadaan anak-anak ini bersekolah bersama anak-anak lainnya,” tutur dia.
Padahal sebelumnya pemerintah daerah tidak mempermasalahkan status S, H, dan SA yang teridentifikasi HIV untuk bersekolah di sekolah umum. Namun, setelah para orang tua siswa mengetahui hal ini, mereka terus meminta agar ketiga anak ini dipindahkan.
ADVERTISEMENT
“Pemerintah daerah tidak ada melarang dan membedakan status dan kondisi anak untuk mendapatkan haknya di bidang pendidikan,” ujar Rapidin.
Rapidin kemudian memberikan solusi atas permasalahan ini dengan memberikan program homeschooling. Dia mengatakan telah menerima anggaran untuk membantu penanganan tiga anak ini.
“Untuk membantu komisi HIV Aids memberikan kasih sayang termasuk pendidikan ini juga kami siapkan guru-gurunya,” ungkapnya.
Sebelumnya, kasus tentang pengusiran dan pemindahan tiga anak yang teridentifikasi HIV di Samosir terus bergulir. Orang tua siswa kemudian meminta agar ketiga anak ini tidak bersekolah di sekolah umum.
H dan SA bersekolah di SD Negeri 2 Nainggolan, sedangkan S bersekolah di PAUD Welipa. Mereka merupakan yatim piatu yang sebelumnya diasuh oleh RS HKBP Balige Tobasa. Namun, sejak 2016 lalu ada pemindahan beberapa anak ke RS HKBP Nainggolan.
ADVERTISEMENT