Soal Kelakar Gus Dur yang Bikin Pria di Malut Minta Maaf ke Polisi

17 Juni 2020 12:23 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ujaran kebencian. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ujaran kebencian. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Riman Losen, seorang pria di Kabupaten Kepulauan Sulu, Maluku Utara, harus meminta maaf ke institusi Polri akibat postingannya di Facebook soal polisi jujur.
ADVERTISEMENT
Ia disebut menyebarkan postingan yang mengandung ujaran kebencian kepada institusi negara tersebut.
Usut demi usut, postingan tersebut sebenarnya bukanlah ucapan Riman. Apa yang dia posting itu merupakan lelucon yang dibuat Abdurrahman Wahid (Gus Dur) semasa hidupnya soal polisi.
Semua berawal saat Muhammad AS Hikam, Menristek Kabinet Persatuan Nasional (1999-2001), menyambangi Gus Dur di kediamannya pada tahun 2008.
Pembicaraan tersebut juga dimuat oleh AS Hikam dalam bukunya, “Gus Durku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita” yang diterbitkan tahun 2013.
Saat itu, mereka sedang membicarakan sejumlah persoalan bangsa, khususnya praktik korupsi yang terjadi di dalam institusi negara.
Dalam buku itu, AS Hikam mencontohkan kasus korupsi BLBI yang tak kunjung menemukan titik terang.
Haul 7 tahun Gus Dur Foto: Reuters
“Kasus yang melibatkan Polri ini apakah saking sudah kacaunya lembaga itu atau gimana ya, Gus? Kan dulu panjenengan yang mula-mula menjadikan Polri independen dan diletakkan langsung di bawah Presiden?” tanya AS Hikam kepada Gus Dur saat itu.
ADVERTISEMENT
Gus Dur kemudian menjawab pertanyaan AS Hikam.
"Gini lho, Kang. Polri kan sebelumnya di bawah TNI dan itu tidak bener. Mosok aparat keamanan dalam negeri dan sipil kok diatur oleh dan dengan cara tentara. Tapi kan memang begitu maunya Pak Harto dan TNI supaya bisa menggunakan Polri untuk mengawasi rakyat," kata Gus Dur.
Mengenang Reformasi Mei '98 Foto: Aditia Noviansyah/kumparan dan Firman Hidayatullah
Jatuhnya Orde Baru dan munculnya reformasi, secara otomatis membuat tatanan institusi negara berubah total, tak terkecuali Polri.
Ketika selama ini tugas Polri dan TNI satu, maka setelah reformasi, Polri diminta untuk bekerja sendiri di bawah perintah langsung presiden.
"Setelah reformasi ya harus diubah, maka Polri dibuat independen dan untuk sementara supaya proses pemberdayaan terjadi dengan cepat di bawah Presiden langsung. Nantinya ya di bawah salah satu kementerian saja, apakah Kehakiman seperti di AS atau Kementerian Dalam Negeri seperti di Rusia, dan lain-lain," jelas Gus Dur.
ADVERTISEMENT
********
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona