Sofyan Tsauri Tantang Mubahalah Orang yang Menudingnya Intel Polisi

19 Mei 2018 18:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sofyan Tsauri. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sofyan Tsauri. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sofyan Tsauri merupakan seorang polisi yang melakukan desersi, untuk kemudian bergabung dengan jaringan teroris. Ia sendiri dipecat dan ditangkap pada tahun 2009 silam. Sofyan dijerat pidana 10 tahun pada 2011 karena menjual senjata ke kelompok teroris.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, ia menepis semua tuduhan yang disematkan padanya oleh beberapa oknum, salah satunya seperti yang viral di media sosial terafiliasi dengan FPI. Sofyan menyebutkan ada 3 tuduhan yang diarahkan padanya, semuanya menyudutkannya sebagai pencetak teroris.
“Tentang tuduhan tersebut, yang pertama saya menolak keras, saya difitnah melatih militer. 10 Orang saya ajari menembak katanya, saya hanya bawa 3, dan itupun didampingi oleh Perbakin, saya juga yang menyewa senjata di lapangan tembak Mako Brimob,” ucapnya, ketika ditemui di kediaman orang tuanya, Kemanggisan, Depok, Jawa Barat pada Sabtu (19/5).
Sofyan menjelaskan, saat itu memang ia mengajak beberapa orang FPI untuk mencoba menembak di Mako Brimob, namun hal tersebut bukan dalam rangka memberi pelatihan.
ADVERTISEMENT
“Ya iseng saja, mereka kan belum pernah nembak-nembak tuh,” tambahnya.
Sofyan Tsauri. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sofyan Tsauri. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
Berkaitan dengan tuduhan pertama, Sofyan juga ditduduh melatih para anggota FPI untuk diberangkatkan berperang di Palestina. Ia pun menjelaskan, bahwa yang menjanjikan FPI ke Palestina justru Yusuf Qhardawi, seorang anggota FPI Aceh.
Yang terakhir, ia membantah tudingan bahwa dirinya merupakan anggota polisi yang sengaja disusupkan untuk mencetak teroris. Ia menegaskan, selama berdinas di Kepolisian mulai tahun 2000 hingga dipecat pada 2009, sekalipun ia tidak pernah berdinas sebagai reserse.
“Saya bukan Brimob, saya tidak pernah jadi reserse. Saya anggota Polri yang dinas di Sabhara metro, kemudian pindah ke Sabhara Polda, Binmas, dan Polsek Beji. Sampingannya sebagai ustaz, tidak ada yang lain,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Karena pernah menjadi polisi itu, Sofyan mendapat tudingan disusupkan ke jaringan teroris. Bahkan dituding mengompori pelaku teror. Akibat tuduhan itu, Sofyan sendiri beberapa kali mengalami percobaan dibunuh saat menjalani penahanan.
“Kalo intel itu, menurut mereka, darah dan harta saya halal. Maka di sel ada percobaan untuk membunuh saya,” tutur Sofyan.
Untuk itu, Sofyan mengajak semua orang yang menuduhnya sebagai intel dan produsen teroris melakukan Mubahalah. Ia menantang mereka untuk menunjukkan bukti kuat bahwasanya ia memang seperti yang telah dituduhkan kepadanya.
(Mubahalah bermakna kutukan atau melaknat. Mubahalah menurut istilah adalah dua pihak yang saling memohon dan berdoa kepada Allah supaya Allah melaknat dan membinasakan pihak yang batil atau menyalahi pihak kebenaran).
ADVERTISEMENT