Sohibul Iman, Mantan Penyiar Radio Jepang yang Diusung PKS di Pilgub Jakarta

24 Juni 2024 11:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman dalam rapat koordinasi nasional pemenangan Pilkada 2020 serentak, Sabtu (29/8).  Foto: PKS
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman dalam rapat koordinasi nasional pemenangan Pilkada 2020 serentak, Sabtu (29/8). Foto: PKS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PKS resmi mengusung Wakil Ketua Majelis Syuro mereka, Sohibul Iman, sebagai calon gubernur di Pilgub DKI 2024 mendatang. Artinya, untuk sementara ini PKS tak lagi mendukung calon petahana Anies Baswedan yang pada Pilgub DKI 2017 dan Pilpres 2024 lalu mereka usung.
ADVERTISEMENT
“Sebagai Partai pemenang di Jakarta, PKS memutuskan akan memperjuangkan kader terbaiknya sebagai Calon Gubernur DK Jakarta. Kandidat yang kami usung adalah Mohamad Sohibul Iman, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Syuro PKS," kata Mabruri dalam keterangan tertulis, Minggu (23/6).
Sebenarnya, siapa sosok Sohibul Iman?
Sebelum berkecimpung di dunia politik, Sohibul Iman pernah merantau lama di Jepang. Usai lulus SMA, Sohibul sempat kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB) selama dua semester, sebelum kemudian mendapatkan beasiswa di Universitas Waseda, Tokyo, untuk mengambil Bachelor of Engineering.
Pria asal Tasikmalaya ini pun meninggalkan bangku kuliahnya di IPB, menghabiskan waktu enam bulan untuk kursus Bahasa Jepang di Jakarta, dan melanjutkan pelatihan Bahasa Jepang di Center for Foreign Language Studies, Universitas Takushoku, Tokyo hingga tahun 1988.
ADVERTISEMENT
Setelah punya bekal bahasa yang cukup, Sohibul memulai kuliahnya di Waseda dan melanjutkan ke jenjang S2 hanya dalam dua tahun kemudian. Di kurun waktu inilah Sohibul merintis kariernya sebagai penyiar radio Jepang, NHK.
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman di Maulid Nabi. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
Saat memulai S2, Sohibul juga tercatat sebagai peneliti di Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) pada tahun 1994-1996. Setelah itu, ia berpindah menjadi konsultan hak paten di Amroos Law Consultan hingga tahun 1998.
Minatnya terhadap ilmu pengetahuan mendorong Sohibul mendirikan organisasi Institute for Science and Technology Studies (ISTECS) pada tahun 1996. Sejak tahun 2000 hingga saat ini, ia mundur dari posisi Sekretaris Umum dan mulai menjabat sebagai Dewan Penasihat; dan mendirikan organisasi baru, Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI).
ADVERTISEMENT
Ia juga aktif terlibat dalam beberapa organisasi lain, seperti Yayasan Inovasi Teknologi (YIT) dan Yayasan Pendidikan Nurul Fikri (YPNF).
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman di DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Di tahun 2004, Sohibul kembali ke Jepang untuk melanjutkan pendidikan doktoral di bidang sains di Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST). Tak hanya pendidikan, di negeri sakura itu pun Sohibul mengenal istrinya, Uswindraningsih Titus, yang merupakan mahasiswa Universitas Niigata.
Pengalaman kerja Sohibul terbilang cukup beragam, tak hanya di perusahaan konsultan swasta, lembaga teknologi pemerintah, namun juga di perguruan tinggi. Selama bekerja di lembaga pemerintah, Sohibul banyak menangani penelitian terkait kebijakan teknologi dan industri.
Di dunia akademik, pada tahun 2007, Sohibul menjabat sebagai penjabat (Pj) rektor di Universitas Paramadina, Jakarta, sebelum akhirnya digantikan oleh Anies Baswedan.
ADVERTISEMENT
Karier politik Sohibul dimulai pada tahun 1998, saat reformasi. Saat itu ia bergabung dengan Partai Keadilan--cikal bakal PKS--dan diamanahi sebagai Ketua Departemen IPTEK-LH DPP PK. Setelah PK resmi berubah nama menjadi PKS, di tahun 2005 hingga 2010 ia menjadi Ketua DPP PKS; dan mulai maju di pemilu hingga terpilih mewakili rakyat di Senayan.
Di tahun 2015, Sohibul Iman bahkan terpilih menjadi Presiden PKS. Setelah masa jabatannya selesai, pada 5 Oktober 2020, ia digantikan oleh Ahmad Syaikhu.