Sohibul Iman Minta Jokowi Lebih Agresif Bantu Rohingya

16 September 2017 13:44 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Sohibul Iman di Aksi Bela Rohingya (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sohibul Iman di Aksi Bela Rohingya (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Aksi bela Rohingya yang digelar hari ini digagas oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bersama sejumlah ormas Islam. Presiden PKS Sibul Iman mengatakan aksi ini murni solidaritas bagi sesama warga muslim yang tengah menderita di Myanmar.
ADVERTISEMENT
"Kalau ekspresi keagamaan itu adalah hal yang wajar. PKS tak toleransi gerakan radikal apalagi memindahkan konflik Rohingya di negeri kita sendiri. Tadi sudah disampaikan saudara kita dari Rohingya, yang mereka inginkan adalah bantuan kemanusiaan," ujar Sohibul di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Sabtu (16/9).
Sohibul mengingatkan yang lebih penting dari bantuan kemanusiaan adalah soal status kewarganegaraan dari etnis Rohingya. Ia mengingatkan pemerintah agar memperjuangkan soal status ini.
Selain itu, ia juga meminta pemerintah Indonesia bergerak aktif mendorong masyarakat internasional untuk menyeret pihak militer yang sudah melakukan pembantaian agar diseret ke pengadilan internasional.
"Kita dorong masyarakat internasional untuk seret ke pengadilan internasional, pertanggungjawabkan apa yang mereka lakukan di pengadilan internasional. Mari kita galang terus dukungan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sohibul juga meminta pemerintah Jokowi agar lebih galak dalam mendesak pemerintah Myanmar untuk mengakhiri pembantaian terhadap etnis Rohingya. Menurut dia, saat ini ada sindiran dari komunitas internasional bahwa Indonesia kurang maksimal dalam membantu etnis Rohingya.
"Seperti ada sindiran dari dunia internasional, jadi pukulan Indonesia ini tak mencerminkan ukuran Indonesia. Ukurannya besar, pukulannya kayak anak kecil. Kita minta pemerintah Indonesia untuk memberikan peran yang lebih besar sesuai dengan size Indonesia," tuturnya.
"Pertama bilateral dengan Myanmar dan yang kedua lembaga multilateral. ASEAN, PBB itu harus segera dikonsolidasikan oleh Indonesia. Peran aktif kayak Sukarno dulu dalam memberi dukungan," ujarnya.