Solo dan Balikpapan Kota Layak Dihuni di Indonesia

30 Januari 2018 15:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Malam tahun baru di Solo (Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha)
zoom-in-whitePerbesar
Malam tahun baru di Solo (Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha)
ADVERTISEMENT
Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia melakukan survei di 19 provinsi dan 26 kota yang berada di Indonesia sepanjang 2017. Hasilnya, Solo dan Balikpapan ditetapkan sebagai dua dari tujuh kota ternyaman di Indonesia untuk ditinggali.
ADVERTISEMENT
Ketua Kompartemen Livable City IAP, Elkana Catur mengatakan, Solo dan Balikpapan adalah kota yang konsisten menjadi kota yang layak huni bagi warganya. Berdasarkan data kota layak huni, pada tahun 2017 index kota layak huni Solo mencapai nilai 66.9. Sementara Balikpapan dengan nilai 65.8 di tahun 2017.
"Solo dan Balikpapan adalah kota yang konsisten sebagai Top Cities. Kota Solo adalah kota yang memiliki index tertinggi disusul dengan Balikpapan dan kota lainnya," kata Catur di kantor ATR/BPN, Jalan Raden Patah, Jakarta Selatan, Selasa (30/1).
Bedasarkan hasil survei tersebut, Kota Solo dan Balikpapan masuk ke dalam top tier city, yakni kota dengan nilai index livability di atas rata-rata. Pada aspek keamanan kota, Balikpapan menempati posisi kedua sebagai kota aman dengan skor 70, sedangkan Solo memperoleh skor 67. Dalam aspek keselamatan kota, Solo menjadi kota dengan indeks keselamatan tertinggi yakni 63.
ADVERTISEMENT
Menurut survei, Kota Balikpapan merupakan kota dengan indeks kebersihan kota paling tinggi dengan skor 69, sedangkan Solo dengan indeks 61. Untuk aspek transportasi kota, Solo dan Balikpapan memperoleh hasil indeks yang sama yaitu sebesar 61.
Selain Solo dan Balikpapan, lima kota lain yang termasuk sebagi kota ternyaman untuk dihuni adalah Palembang, Denpasar, Semarang, Tanggerang Selatan, dan Banjarmasin.
Survei MLCI telah dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Sampling diambil di setiap kota sebanyak 100-200 orang/kota. Sampling tersebut merupakan perwakilan dari warga yang menetap di kota tersebut bukan hanya sekedar bekerja atau menetap sementara.
"Sampling kami lakukan dengan mengambil 100-200 orang yang merupakan penghuni kota tersebut, alias menetap," kata Catur.
Margin of error 95% tingkat kepercayaannya. Metode penelitian dilakukan dengan metode kuisioner menggunakan skala likert. Dalam kuisioner itu berisi pertanyaan yang mewakilkan 29 kriteria mewakili tingkat kepuasan warga untuk menghuni sebuah kota.
ADVERTISEMENT