Solusi Heru Budi Urai Kemacetan di Pasar Santa: Atur Traffic Light & Tata Parkir

13 September 2023 20:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Pasar Santa saat new normal. Foto: Wahyu Putro A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Pasar Santa saat new normal. Foto: Wahyu Putro A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memastikan telah melakukan sejumlah upaya untuk mengurai kemacetan di Pasar Santa, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Di antaranya yakni menyesuaikan traffic light dan menata parkir di sekitar lokasi yang ramai dengan usaha hiburan dan kuliner tersebut.
Hal ini diungkap Heru Budi saat menanggapi pandangan fraksi-fraksi dalam rapat paripurna tentang Rancangan Perubahan APBD (RAPBD-P) 2023, Rabu (13/9).
"Penyesuaian ulang waktu siklus lampu lalu lintas pada simpang Santa (simpang Jalan Wijaya I - Jalan Wolter Monginsidi) untuk menurunkan panjang antrean dan waktu tundaan lalu lintas," kata Heru.
"Penataan parkir pada ruas Jalan Suryo, Jalan Senopati dan Jalan Wolter Monginsidi," imbuh dia.
Heru lalu juga menanggapi terkait jalur sepeda dan pejalan kaki di Pasar Santa sempat ditutup. Ia menjamin dalam rangka mengatasi kemacetan, pemprov juga akan memperhatikan jalur sepeda dan pejalan kaki.
ADVERTISEMENT
"Dalam penanganan kemacetan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap memprioritaskan hak pejalan kaki dan pesepeda," ujar Heru.
"Eksekutif (juga) akan tetap meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat dalam pengintegrasian moda transportasi," tambahnya.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Puskesmas Pademangan, Jakarta Utara, Selasa (23/5). Foto: Haya Syahira/kumparan
Sebelumnya, Sekretaris Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz Muslim menilai pemprov belum serius menangani kemacetan di ibu kota. Ia pun menyorot indeks kemacetan Jakarta naik pada awal tahun ini.
"Terkait permasalahan kemacetan yang dirasakan semakin parah berdasarkan data yang dilansir dari TomTom Traffic Index pada Februari 2023 bahwa kemacetan Jakarta naik dari 34 persen kini menyentuh 53 persen," kata Abdul.
"Adanya penganggaran untuk penanganan kemacetan mencapai Rp 14,6 triliun rupiah, akan menjadi anggaran sia-sia jika angka traffic index semakin terus naik," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Ia lalu menyinggung jalur sepeda di Pasar Santa yang sempat ditutup. Ia menilai ini bukti pemprov tak berniat mengatasi macet dengan mendorong budaya bersepeda dan jalan kaki.
"Terlebih lagi sebagaimana kita ketahui adanya indikasi Pemprov DKI Jakarta tidak serius dalam penanganan kemacetan dengan menutup jalur pejalan kaki dan jalur sepeda, seperti yang terjadi di lokasi di simpang Pasar Santa, Jakarta selatan," katanya.
"Hal ini membuktikan adanya indikasi Pemprov DKI lebih mengistimewakan pengguna kendaraan bermotor pribadi yang menjadi penyebab kemacetan lalu lintas," tandas dia.
Suasana jalanan persis depan Pasar Santa yang ramai dengan pedangang takjil dan warga yang memburunya jelang buka puasa hari pertama, Kamis (23/3/2023). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Polemik Kemacetan dan Jalur Sepeda di Pasar Santa
Jalur sepeda di persimpangan Santa yang menghubungkan Jalan Wijaya I (Antasari), Jalan Wolter Monginsidi, dan Jalan Suryo sempat dihancurkan dan menuai polemik April lalu.
ADVERTISEMENT
Jalur sepeda dihancurkan demi penutupan putaran balik di perempatan Jalan Wijaya (Antasari), Jalan Wolter Monginsidi, dan Jalan Suryo. Penutupan dinilai dapat mengatasi kemacetan.
Namun, penutupan putaran balik di Simpang Santa justru menuai penolakan dari berbagai pihak, mulai dari pengendara jalan yang mengaku tidak merasakan efek apa pun dari penerapan aturan tersebut, hingga komunitas pesepeda yang kecewa karena hilangnya jalur sepeda di kawasan tersebut.
Rekayasa lalu lintas itu pun batal diterapkan. Sementara, jalur sepeda dibangun kembali.