Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Solusi KDM soal Jabar Dikepung Banjir: Evaluasi Tata Ruang-Bangun Rumah Kolong
4 Maret 2025 13:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Hujan deras yang melanda wilayah Jawa Barat (Jabar) dalam sepekan terakhir menimbulkan bencana alam berupa banjir dan longsor di sejumlah daerah.
ADVERTISEMENT
Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, menegaskan pihaknya akan melakukan evaluasi tata ruang di wilayah Jabar pekan depan untuk mengatasi masalah ini.
Dia bilang, Jabar merupakan daerah yang paling banyak terjadi alih fungsi lahan, sehingga keseimbangan ekosistem tak berjalan dan mengakibatkan bencana banjir.
"Selasa depan kita rapat kordinasi bupati, wali kota se-Jabar bersama menteri ATR/BPN untuk evaluasi tata ruang di Jabar, termasuk hilangnya daerah resapan air, daerah hijau dan daerah pesawahan yang paling besar adalah Jabar," ungkap Dedi di sela rakor dengan seluruh kepala daerah se-Jabar serta Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid dan Menteri Perhubungan, Dudy Purwaghandhi di Kantor Bupati Karawang, Selasa (4/3).
Dedi menegaskan, hilangnya ruang terbuka hijau, hutan maupun sawah menjadi biang kerok wilayah Jabar sebagai langganan banjir.
Selain itu, ia pun ingin bantuan untuk warga terdampak banjir tidak hanya terhenti melalui bantuan sembako, tetapi harus ada langkah konkret agar bencana tersebut tidak terulang di masa depan.
ADVERTISEMENT
"Hilangnya ruang terbuka hijau, hutan, sawah itu penyebab banjir. Soal bantuan? Sudah cukup lah, yang perlu diperlukan adalah masa depan, karena kebiasan kita setiap bencana longsor, banjir selesai di bantuan sembako, saya nggak mau itu," tandasnya.
Tawarkan Solusi Rumah Kolong
Soal banjir di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, Dedi menyebut sudah menemukan solusi bagi warga setempat, yaitu dengan membangun rumah kolong.
"Solusinya adalah saya akan bangunkan rumah dari tinggi lantainya 2,5 meter. Jadi rumahnya rumah kolong, di atasnya boleh bambu, kayu," kata Dedi.
Pemprov Jabar, kata Dedi, akan menyiapkan desain arsitektur rumah kolong tersebut. Harapannya, kata dia, ketika banjir warga sudah bisa menyesuaikan diri.
"Dan warganya setuju," kata Dedi.
ADVERTISEMENT
Dedi juga berharap Bendungan Cibeet segera dibangun untuk mengatasi luapan Sungai Cibeet ke Desa Karangligar dan sekitarnya.