Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Polisi menangkap 5 orang yang diduga merencanakan demo berujung kericuhan. Salah seorang yang ditangkap itu adalah Laksamana Pertama (Purn) Sony Santoso.
ADVERTISEMENT
Sony diketahui pernah bekerja di Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) menjabat Asisten Deputi bidang Kesatuan Bangsa saat Luhut Binsar Pandjaitan menjabat Menkopolhukam.
Salah seorang anak Sony, Abdul Hakim Santoso, mengatakan, ayahnya itu penah menjadi pejabat di Deputi Penanganan Pemberdayaan Masyarakat.
"Iya (pernah), terakhir pas menterinya Luhut Pandjaitan. Ganti Wiranto terus pensiun. Deputinya di Penanganan Pemberdayaan Masyarakat " kata Hakim saat ditemui di kediamannya di Cipondoh, Tangerang, Senin (30/9).
Usai purna dari TNI dan pensiun dari Kemenkopolhukam, Sony kerap menjadi dosen dan pembicara di berbagai universitas dan ruang diskusi. Hakim mengungkapkan ayahnya itu kerap mengisi materi soal kebangsaan.
"Kan bokap dosen. Dosen reguler di Universitas Methodist Indonesia, Medan, dosen hukum. Kadang-kadang jadi dosen tamu beberapa universitas. Ngajar-ngajar tentang kebangsaan. Makanya gua bilang ngapain bokap jadi mujahidin," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Di bidang politik, Sony juga diketahui mencoba peruntungan Pileg 2019 dengan menjadi caleg DPR dari Partai Berkarya. Namun Sony gagal karena suara Partai Berkarya tak lolos ambang batas suara parlemen.
"Tahun ini, 2019 (maju caleg) DPR RI dari Berkarya," terang Hakim.
Dalam situs infopemilu.kpu.go.id, Pria kelahiran 13 Maret 1960 itu merupakan caleg Dapil Banten II (Serang, Kota Serang, dan Kota Cilegon) dengan nomor urut 4.
Selain itu, Sony juga pernah menjadi bakal calon Wakil Gubernur Banten pada 2016 lalu dari jalur independen, namun gagal berkompetisi.
Sony Santoso ditangkap bersama 4 orang lainnya di Tangerang karena diduga merencanakan demo ricuh dan telah menyiapkan sejumlah bom molotov. Dalam penangkapan itu, polisi juga menangkap seorang dosen IPB bernama Abdul Basith.
ADVERTISEMENT
Namun hingga kini, polisi belum mau mengungkapkan secara gamblang dan lengkap peran mereka dalam kejadian ini.