Sopir TransJ Epilepsi Berujung Tabrakan Maut, Wagub DKI Minta Rekrutmen Selektif

3 November 2021 18:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bus TransJakarta yang alami kecelakaan di Cawang (25/10/2021). Foto: Satlantas Polres Metro Jaktim via Antaranews
zoom-in-whitePerbesar
Bus TransJakarta yang alami kecelakaan di Cawang (25/10/2021). Foto: Satlantas Polres Metro Jaktim via Antaranews
ADVERTISEMENT
Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta pihak Transjakarta selektif dalam merekrut sopir bus. Hal ini menyikapi kecelakaan maut antara 2 bus Transjakarta di Jalan MT Haryono, Cawang, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Riza berharap proses rekrutmen sopir bus Transjakarta dievaluasi. Khususnya, terkait riwayat kesehatan calon sopir.
“Ini menjadi pelajaran bagi kita untuk seleksi atau rekrutmen ke depan agar sopir-sopir busway [Transjakarta] harus diperhatikan, apalagi tadi ditemukan kalau sopir busway [Transjakarta] ada penyakit epilepsi pada driver tersebut,” kata Riza kepada wartawan Rabu, (3/11).
Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria meninjau hewan yang sempat terkena COVID-19 di Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta, Minggu (10/10). Foto: Instagram/@arizapatria
Menurutnya, dibutuhkan suatu regulasi untuk memastikan kesehatan calon sopir sebelum proses perekrutan dan sebelum mengendarai TransJakarta.
“Memang menjadi sopir bus TransJakarta itu berbeda dengan kendaraan lainnya, karena jalurnya lurus, kemudian terbatas ruang geraknya, dan dikasih pembatas kiri dan kanan, bahkan ada yang mulai kerjanya itu dari jam 3 pagi sudah keluar," ungkapnya.
"Kami akan evaluasi dari PT Transjakarta dan memastikan supaya tidak terulang lagi,” jelasnya.
Bus TransJakarta di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (10/10/2021). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Hasil penyelidikan kepolisian, kecelakaan tersebut disebabkan faktor human error. Polisi juga menemukan riwayat penyakit epilepsi yang diderita tersangka sopir TransJakarta, Jaenuri, yang meninggal.
ADVERTISEMENT
Jaenuri diketahui mengkonsumsi obat darah tinggi dan obat epilepsi. Kepada rekan kerjanya, ia bercerita menderita penyakit syaraf dan sering mengalami pusing.
"Almarhum pernah bercerita sakit saraf, sering pusing dan mengkonsumsi obat setiap hari," jelas Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo, saat konferensi pers, Rabu (3/11).
"Hasil urine saudara J (Jaenuri), mengandung Amlodipine tapi tidak mengandung Phenytoin. Sehingga disimpulkan saat kejadian dia sedang tidak minum obat tersebut," tambahnya.