Soroti Kasus Corona di DKI, Anggota DPR Minta Masyarakat Tak Gelar Bukber

1 Mei 2021 10:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi buka puasa bersama Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi buka puasa bersama Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kasus corona di Jakarta sempat mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir. Salah satunya karena klaster perkantoran yang meningkat.
ADVERTISEMENT
Per Jumat (30/4), tercatat kasus baru di Jakarta mencapai 789 kasus. Secara kumulatif kasus positif corona di Ibu Kota yakni 408.620 kasus dengan 6.948 kasus positif aktif.
Terkait hal ini, anggota DPR Fraksi NasDem dapil Tanjung Priok, Jakarta Utara, Ahmad Sahroni meminta masyarakat untuk tidak mengendurkan disiplin protokol kesehatan. Dia tak ingin kejadian di India terjadi di Jakarta.
"Seiring dengan meningkatnya kasus COVID-19 di DKI Jakarta, saya meminta dengan sangat pada warga Jakarta untuk tidak menurunkan standar protokol kesehatan. Jangan sampai DKI Jakarta bisa seperti India,” kata Sahroni, Sabtu (1/5).
Wakil Ketua Komisi III Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni. Foto: DPR
Sahroni pun mengimbau kepada masyarakat untuk menunda terlebih dahulu kegiatan yang melibatkan orang banyak, khususnya buka puasa bersama (bukber) di bulan Ramadhan.
ADVERTISEMENT
"Dari data juga disebutkan, kasus COVID kembali meningkat terutama di klaster perkantoran. Saya meminta untuk tidak mengadakan acara seperti buka bersama yang bisa melibatkan banyak orang, karena transformasi penularannya juga akan lebih cepat. Kita harus tetap waspada," tutur dia.
Wakil Ketua Komisi III DPR itu mengatakan kejadian di India harus menjadi pembelajaran. Karena itu, Jakarta harus mengantisipasi kemungkinan terjadinya kenaikan kasus yang signifikan.
"Kita harus berkaca dari kejadian mengenaskan di India. Jangan sampai kasus tsunami COVID-19 di India terjadi di Jakarta maupun Indonesia secara menyeluruh. Harus kita antisipasi. Jangan sampai kasus tidak dapat terkendali hingga berdampak pada banyaknya mayat yang bergelimpangan," tutup Sahroni.