Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sosok dokter bernama dr Corona Rintawan SpEM mendadak ramai diperbincangkan publik di tengah wabah virus corona. Dokter itu didapuk Muhammadiyah menjadi ketua tim yang membantu pemerintah menangani virus corona di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kepada kumparan, dr Corona menjelaskan kisah di balik namanya hingga persiapan timnya memerangi virus corona .
Ia menjelaskan nama Corona diberikan orang tuanya karena berawalan huruf C. Saat itu, orang tua dr Corona ingin anak-anaknya diberi nama dengan awalan huruf yang urut sesuai abjad. Karena dr Corona adalah anak ketiga, maka ia kebagian nama dengan awalan huruf C.
"Jadi sebetulnya itu pemberian orang tua. Orang tua punya empat anak, tata urutan (namanya) A,B,C, D. Kebetulan saya anak ketiga jadi C nih," ungkap dr Corona saat dihubungi kumparan, Senin (9/3).
dr Corona mengatakan, karena saat itu orang tuanya susah mendapatkan nama berawalan huruf C, maka akhirnya dipilih nama Corona. Ternyata, orang tua dr Corona terinspirasi dari mobil Toyota Corona yang sedang laris dibeli masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Waktu itu (nama dengan awalan) C kan zaman itu susah ya tidak banyak alternatif nama. Waktu itu memang lagi booming Toyota Corona, ada C-nya," terang pria kelahiran Surabaya, 1 Januari 1975 itu.
Selain itu, nama Corona memiliki arti yang baik, yakni mahkota. Orang tua dr Corona berharap anaknya menjadi mahkota bagi semua orang.
"Apa dinamain mobil aja ya? terus artinya apa, terus dicari-cari ternyata artinya Corona itu mahkota. Wah ini bagus namanya. Ya harapannya jadi mahkota keluarga, lingkungan. Ya begitulah harapan orang tua saat itu," jelasnya.
Dokter yang bertugas di RS Muhammadiyah Lamongan, Jatim, itu tak ambil pusing namanya dikaitkan dengan virus corona. Sebab menurutnya, virus corona telah ada sejak lama, namun yang terkenal saat itu adalah penyakit yang disebabkan keluarga virus corona, seperti SARS pada 2003.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya gini untuk corona itu kan sejak beberapa tahun lalu itu kan muncul juga saat SARS, MERS-Cov, H5N1, H1N1, itu semua kan family corona, virus-virus yang biasa menyebabkan gejala pada hewan. Kebetulan kan dulu yang terkenal bukan corona-nya," terang dr Corona.
"Jadi gimana ya dibilang apes ya apes haha," kelakar pria lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang.
dr Corona mengaku tetap semangat meski namanya kerap dikaitkan dengan virus mematikan asal Wuhan, China itu. Apalagi, sekarang ia bertugas sebagai ketua yang memimpin Muhammadiyah membantu menanganai virus corona di Indonesia.
"Ohiya tetap semangat. Malah ini Muhammadiyah ikut membantu karena memang aset bangsa, elemen-elemen yang banyak. Sehingga kami memang bergerak. walaupun ini pemerintah bilang menjadi tanggung jawab pemerintah kita tentunya enggak bisa diam. Sehingga wabah ini bisa dihilangkan," jelas dokter yang telah aktif di Muhammadiyah sejak 2006 itu.
ADVERTISEMENT
Persiapan dr Corona dan Tim
dr Corona membeberkan persiapannya dan tim menghadapi virus corona. Menurutnya, Muhammadiyah ingin membantu menangani virus corona di Indonesia mulai dari tahap pencegahan dini hingga pelaksanaan di tingkat rumah sakit.
Ia baru saja berkoordinasi dengan internal Muhammadiyah di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakpus, Senin (9/3), terkait upaya menangani virus corona.
"Kita terus konsolidasi seluruh elemen yang ada di Muhammadiyah, sekolah-sekolah, rumah sakit, perguruan tinggi, bahkan sampai pengurus tapak suci. intinya konsolidasi seluruh internal Muhammadiyah dalam konteks kita membuat satu gerakan secara bersama-sama penanganan wabah corona atau COVID-19 ini," kata dr Corona.
Saat ini, Muhammadiyah menyiagakan 20 rumah sakit untuk membantu menangani virus corona. Namun kata dr Corona, hal itu juga didukung upaya untuk mengedukasi masyarakat terkait pencegahan virus corona.
ADVERTISEMENT
"Kita memang tidak hanya dari segi dari rumah sakit saja, tapi sampai membuat penggalan edukasi ke masyarakat, menggerakkan ikatan muda Muhammadiyah untuk melakukan suatu aksi edukasi pola hidup sehat. intinya membuat gerakan dari tahap pencegahan deteksi dini, sampai tata laksana di rumah sakit. Ini tidak terlepas kerja sama dengan pihak pemerintah," jelasnya.
Meski demikian, dr Corona mengaku ada sedikit kendala dalam kesiapan rumah sakit. Yakni, masalah ketersediaan alat pelindung diri (ADP) bagi petugas yang merawat pasien virus corona. Ia pun telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi terkait hal itu.
"Kami sempat kawatir terkait ketersediaan alat pelindung diri, ini kan bukan hanya masalah di Muhammadiyah saja tapi global di Indonesia. Kami tadi inventaris stock kita sampai beberapa hari, apa yang harus kita lakukan kalau betul-betul habis, maka alternatifnya apa, modifikasi yang bisa dilakukan apa, itu yang kita bicarakan. memang harus siap dari rencana A,B,C," pungkasnya.
ADVERTISEMENT