Sosok Dwi, Dokter di Jambi yang Tewas Kecelakaan 'Saat Dikejar'

4 April 2024 0:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dwi Fatimahyen. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Dwi Fatimahyen. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dwi Fatimahyen (29), dokter di Jambi, tewas kecelakaan usai dikejar dan diteriaki maling oleh warga. Saat kejadian, Dwi juga sempat dikejar oleh polisi yang melihatnya mengemudikan mobil dalam kecepatan tinggi sambil dikejar tiga motor yang dikemudikan warga.
ADVERTISEMENT
Setelah satu jam kejar-kejaran, mobil Daihatsu Ayla hitam yang dikendarai Dwi menabrak tiang listrik dan rumah usai menghindari truk di Jalan Lintas Sekernan, Muaro Jambi, sekitar pukul 23.53 WIB. Dwi langsung tewas di lokasi kejadian.

Dokter Muda Alumni Universitas Jambi

Pemakaman Dwi, dokter di Jambi yang tewas kecelakaan usai dikejar warga-polisi. Foto: kumparan
Dwi dikenal sebagai dokter muda lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jambi. Ia baru mendapatkan surat tanda registrasi (STR) pada tahun 2018 lalu.
Setelah lulus, Dwi mencoba mendirikan klinik kecantikan. Hingga akhirnya sekarang ia sudah memiliki dua klinik di Muaro Jambi dan di Kota Jambi.
“Kebetulan beliau sudah punya klinik kecantikan di dekat Masjid Seribu Tiang. Di Sengeti, Muaro Jambi, juga ada kliniknya. Terus beliau mau buka usaha lagi di daerah Sebapo,” kata Erwin, sepupu korban, Selasa (2/4).
ADVERTISEMENT
Di hari kejadian, Dwi sebenarnya berpamitan kepada keluarga mencari lokasi baru untuk kliniknya yang ketiga. Saat itu ia juga meminta izin untuk menggunakan mobil milik orang tuanya.

Gampang Panikan

Kondisi mobil yang dikendarai Dwi Fatimahyen (29), dokter muda yang tewas saat kecelakaan tunggal di jalan lintas, Sekernan, Muaro Jambi. Foto: kumparan
Di mata keluarga, anak bungsu pasangan Pasiman dan Nani ini dikenal sebagai orang yang mudah panik. Menurut Erwin, hal ini juga yang kemungkinan membuat Dwi tak bisa mengendalikan diri saat tahu dikejar beberapa orang dan polisi.
"Kalau kondisi seperti itu, ia cemas, gugup, dan kagetan. Semakin dikejar oleh warga dan aparat, semakin ngebut dia membawa mobilnya,” kata Erwin.
Erwin juga membantah jika Dwi dituduh sebagai maling atau pencuri mobil. Sebab mobil yang digunakan Dwi di hari kejadian adalah milik keluarganya dan punya surat lengkap.
ADVERTISEMENT
"Kalau tidak bisa membuktikan tolong klarifikasi bahwa tuduhan itu tidak benar. Supaya nama baik beliau itu pulih lagi. Apalagi mengingat beliau sudah meninggal dunia,” tutur Erwin.