Sosok Hamzah 'Raminten' di Mata Para Seniman

24 April 2025 12:28 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KMT.Tanoyo Hamiji Nindyo (Hamzah Sulaiman) adalah pendiri Hamzah Batik (dulu Mirota Batik) di Malioboro. Foto: instagram/@hamzahbatikofficial
zoom-in-whitePerbesar
KMT.Tanoyo Hamiji Nindyo (Hamzah Sulaiman) adalah pendiri Hamzah Batik (dulu Mirota Batik) di Malioboro. Foto: instagram/@hamzahbatikofficial
ADVERTISEMENT
Berpulangnya seniman yang juga pengusaha Hamzah Sulaiman alias 'Raminten' juga jadi duka bagi sejumlah seniman di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Di mata budayawan Butet Kartaredjasa, Hamzah adalah sosok seniman yang bisa bermanfaat bagi banyak orang melalui unit-unit usahanya seperti Hamzah Batik, restoran House of Raminten, hingga usaha hiburan Raminten Cabaret Show.
"Usaha-usaha Mirota Batik (Hamzah Batik) yang banyak. Termasuk merespons industri wisata. Termasuk dia bikin cafe Raminten. Itu menghadirkan kepedulian. Keluarga Mirota termasuk Mas Hamzah membuka lapangan kerja seluas-luasnya ke masyarakat," kata Butet melalui sambungan telepon dengan awak media, Kamis (24/4).
Sosok Raminten diunggah di akun House of Raminten, milik Hamzah Sulaiman. Foto: Dok House of Raminten
Butet mengatakan Hamzah adalah salah satu simpul penting dalam ekosistem perekonomian pariwisata Yogyakarta.
Raminten merupakan tokoh yang sejak muda kerap diperankan Hamzah di ketoprak hingga acara sitkom di televisi lokal di Yogyakarta.
Menurut Butet tokoh Raminten berhasil menjadi ikon diri Hamzah. Selain itu Hamzah selalu merangkul kaum marjinal di Yogyakarta
ADVERTISEMENT
"Dia (mengajarkan) percaya diri, orang tidak perlu minder. Orang harus mempunyai keberanian. Ini suatu kepedulian yang baik," tuturnya.
Budayawan Butet Kertaradjasa Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Seniman Yogya lain, Kuss Indarto, mengatakan yang paling dirinya ingat, dia dahulu sering difasilitasi saat di Paguyuban Kartunis Yogyakarta.
"Itu pernah mau buat pameran dan kemudian persiapan-persiapannya di salah satu restoran di Jalan Kaliurang (milik Hamzah). Difasilitasi betul, kami datang makan enak gratis dan itu beberapa kali. Komitmennya bagus. Saat itu juga ada karyawannya yang kartunis," kata Kuss dihubungi.
Hamzah Sulaiman atau yang dikenal dengan Raminten disemayamkan di Perkumpulan Urusan Kematian Jogja (PUKJ) di Sonosewu, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Kamis (24/4/2025). Foto: Panji/kumparan
Dari momen seperti itu, sudah tampak komitmen Hamzah pada seni dan budaya. Sudah tak diragukan lagi Hamzah merupakan salah satu ikon Yogyakarta.
"Dengan Raminten itu sebuah brand yang nilai kulturalnya cukup tinggi. Lama kelamaan ya. Punya nilai kultural tinggi karena orang paham Raminten identik dengan toko souvenir yang itu sangat kuat ingatan publik ketika orang datang ke Yogya," bebernya.
ADVERTISEMENT