Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Sosok Hardeep Singh Nijjar, Pemimpin Sikh di Kanada yang Diduga Dibunuh India
19 September 2023 15:29 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari WION, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menyinggung isu ini di hadapan parlemen House of Commons pada Senin (18/9).
Trudeau menyatakan adanya dugaan kredibel terkait keterlibatan pemerintah India atas kasus pembunuhan teroris pro-separatisme India dari Gerakan Khalistan — yang dia sebut sebagai warga negara Kanada tersebut.
Menanggapi kasus ini, Trudeau mengatakan pihak berwenang masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Namun, kata Trudeau, segala intervensi asing dalam pembunuhan warga negara Kanada tidak akan dibiarkan begitu saja.
"Keterlibatan pemerintah asing dalam pembunuhan seorang warga negara Kanada di tanah Kanada merupakan pelanggaran yang tidak dapat diterima terhadap kedaulatan kami," ujar Trudeau.
Kementerian Luar Negeri India, pada gilirannya, dengan tegas menolak tuduhan Kanada. Dikatakan bahwa klaim Trudeau tidak masuk akal dan bermotif politik.
ADVERTISEMENT
"Kami adalah negara demokratis dengan komitmen yang kuat terhadap supremasi hukum," ujar mereka dalam keterangan resmi.
Lantas, siapa sosok Hardeep Singh Nijjar yang memicu keretakan dalam hubungan India-Kanada ini?
Dikutip dari The Global News, Nijjar bermigrasi ke Kanada pada Februari 1997 untuk menjadi tukang ledeng.
Dia diketahui melarikan diri dari konflik bersenjata antara pemerintah India dengan kelompok separatis Sikh di Negara Bagian Punjab yang pecah pada 1980-an dan awal 1990-an.
Negara Bagian Punjab mayoritas dihuni penganut agama Sikh, bukan Hindu seperti di wilayah India pada umumnya. Di India, kelompok Sikh hanya berjumlah tidak sampai 2 persen dari total populasi India.
Nijjar sendiri adalah seorang tokoh kunci dalam gerakan separatis yang mendukung didirikannya Khalistan merdeka — wilayah terpisah untuk para penganut Sikh di pinggiran India.
ADVERTISEMENT
Di tengah penumpasan kaum pemberontak Sikh, Nijjar ditangkap pada 1995. Namun, dia berhasil melarikan diri dengan memberi uang suap dan melakukan penyamaran.
Pada 1997, Nijjar tiba di Kanada untuk mengungsi seraya mengaku telah dipukuli dan disiksa polisi India. Setahun kemudian, pengajuan Nijjar untuk tinggal di Kanada sebagai pengungsi ditolak.
"Saya tahu bahwa hidup saya akan berada dalam bahaya besar jika saya harus kembali ke negara saya, India," tulis Nijjar dalam surat pernyataannya, tertanggal 9 Juni 1998.
Menurut catatan imigrasi, hal itu dikarenakan Nijjar menggunakan paspor palsu dengan identitas orang lain bernama 'Ravi Sharma'.
Namun, Nijjar tidak pantang menyerah. 11 hari kemudian, dia nekat menikahi seorang wanita asal British Columbia yang membantunya dapat bermigrasi sebagai pasangan suami istri.
Meski begitu, pengajuan Nijjar masih ditolak — meski dia kemudian mengidentifikasi dirinya sendiri sebagai warga negara Kanada, seperti yang dilakukan Trudeau di House of Commons.
ADVERTISEMENT
Nijjar kemudian tinggal di Surrey, British Columbia, bersama istrinya dan menjalankan bisnis pipa ledeng. Di Surrey, dia menjadi tokoh pro-Khalistan terkemuka dan bahkan menggelar referendum tidak resmi di antara diaspora Sikh dengan tujuan mendirikan wilayah separatis Khalistan.
Meski Nijjar dipandang sebagai sosok pemberani oleh sesama anggota kelompok Sikh, tetapi di India dia adalah buronan kriminal.
Sebab, Nijjar diduga sebagai anggota aktif Khalistan Tiger Force (KTF) — organisasi yang ditetapkan pemerintah New Delhi sebagai teroris, khususnya di bawah pemerintahan ultranasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP).
Beberapa bulan setelah pemimpin BJP, Perdana Menteri Narendra Modi, menjabat pada 2014 otoritas India mengeluarkan perintah penangkapan untuk Nijjar terkait dengan keanggotaannya di KTF.
Nijjar dituduh terlibat dalam insiden pengeboman di sebuah bioskop di Punjab pada 2007. Sebuah pemberitahuan dari Interpol pada 2016 juga menuding Nijjar adalah pelaku utama dalam serangan tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada bulan yang sama sebelum pembunuhan terjadi, Gurpatwant Singh Pannun — teman Nijjar dan sesama nasionalis Sikh, bercerita Nijjar sempat mengungkapkan kepada kelompoknya bahwa dia telah menjadi target pembunuhan agen intelijen India.
"Badan Intelijen Keamanan Kanada juga mengatakan kepada Nijjar bahwa mereka memiliki informasi bahwa ia berada di bawah ancaman pembunuh profesional," ujar Pannun kepada The Global News.
Hingga akhirnya, Nijjar mengembuskan napas terakhir di usia 45 tahun usai ditembak mati pada 18 Juni 2023. Penembakan terjadi saat dia berada di dalam mobil di luar tempat beribadah Sikh, Guru Nanak Sikh Gurdwara, di British Columbia pada 20.30 malam.
Ditemukan beberapa luka tembakan di tubuh Nijjar, sementara penembak diketahui seorang pria berbadan besar dengan penutup kepala.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT