Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Sosok Hasnaeni 'Wanita Emas': Ketum Parpol, Tersangka Korupsi, & Kasus Pelecehan
26 Desember 2022 21:00 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Pada tahun 2012 jelang perhelatan Pilgub DKI Jakarta, kaca belakang metromini dan angkot di Ibu Kota ramai-ramai memajang poster Hasnaeni ‘Wanita Emas’. Sosoknya fenomenal saat itu. Potret serupa terjadi lagi di Pilgub DKI 2017.
ADVERTISEMENT
Kini, Wanita Emas mencuri perhatian terkait manuvernya menghadapi Pemilu Serentak 2024. Hasnaeni mendirikan sebuah parpol yang ternyata gagal jadi peserta Pemilu 2024.
Di tengah proses penetapan parpol itu, muncul video Hasnaeni mengaku dilecehkan oleh Ketua KPU Hasyim Asy'ari. Kasusnya lalu diadukan oleh 9 parpol yang gagal ikut pemilu tergabung dalam Gerakan Melawan Political Genocide (GMPG) ke DKPP.
Bagaimana sosok Hasnaein?
Wanita Emas itu bernama lengkap Mischa Hasnaeni Moein. Ia lahir di Makassar 17 Juli 1976. Hasnaeni merupakan Direktur Utama PT Misi Mulia Metrical.
Hasnaeni adalah anak dari eks politisi PDIP Max Moein. Max pernah menjadi Anggota DPR RI selama dua periode, 1999-2004, dan 2004-2009 dari Daerah Pemilihan Kalimantan Barat.
ADVERTISEMENT
Dalam bidang politik, ia menyandang status sebagai Partai Republik Satu yang mendaftar di Pemilu 2024. Saat proses pendaftaran parpol ke KPU, Hasnaeni tersangkut kasus korupsi yang membuatnya menjadi tersangka.
Ciptakan Julukan ‘Wanita Emas’
Hasnaeni menjuluki diri sebagai Wanita Emas dimulai sejak ia berniat maju sebagai Calon Wali Kota Tangerang Selatan bersama Saipul Jamil pada 2010.
Dikutip dari berbagai sumber, Hasnaeni menyebut Emas sebagai singkatan dari Era Masyarakat Sejahtera. Menurutnya Emas adalah simbol kesejahteraan.
Ia menyebut julukan Wanita Emas sebagai harapan dirinya agar menjadi perempuan yang bisa membawa kesejahteraan bagi masyarakat luas.
Pada 2012, ia mengajukan diri sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta tapi gagal. Saat itu, iklannya banyak bertebaran di Kopaja dan Metro Mini dengan jargon "Wanita Emas Mengubah Sampah Menjadi Emas."
ADVERTISEMENT
Pada Pemilihan Legislatif 2014, ia mengajukan diri sebagai Calon Anggota DPR RI dari Partai Demokrat dengan Daerah Pemilihan DKI 2. Ia kembali gagal melenggang ke Senayan.
Pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017, Hasnaeni berambisi ingin menjadi calon gubernur dan meminta dukungan dari sejumlah partai, seperti Demokrat, Golkar, PKB, dan PDIP.
Saat itu, Hasnaeni merupakan salah satu kader Partai Demokrat. Ia sempat diseleksi oleh sejumlah partai tersebut, namun pada akhirnya gagal menjadi cagub. Demokrat mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sylviana Murni sebagai pasangan cagub dan cawagub.
Ingin Jadi Ketum Demokrat
Hasnaeni pernah menegaskan kesiapannya menjadi Ketua Umum Demokrat menggantikan AHY. Dikutip dari Antara, Ia mengatakan apabila diberikan amanah, dirinya yang pernah 10 tahun sebagai Demokrat siap memajukan partai dan juga para kadernya.
ADVERTISEMENT
Namun, menurut Hasnaeni, SBY lebih memilih anggota keluarganya ketimbang melihat perjuangan kadernya.
Hasnaeni akhirnya keluar dari Demokrat. dan membentuk partai dengan nama Partai Era Masyarakat Sejahtera (Emas). Di Partai Emas, Hasnaeni menjabat sebagai ketua umum.
Tersangka Korupsi, Rugikan Negara 2 Triliun
Hasnaeni diduga terlibat penyimpangan dan atau penyelewengan dalam penggunaan dana PT. Waskita Beton Precast, Tbk. tahun 2016-2020.
Hasnaeni yang merupakan Direktur Utama PT Misi Mulia Metrical itu langsung ditahan usai diumumkan sebagai tersangka. Ia ditahan di Rutan Kejagung Cabang Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (22/9).
Proses hukum terhadap Hasnaeni sempat diwarnai drama. Ia sempat membuat kehebohan karena melawan sambil berteriak histeris saat akan dimasukkan di mobil tahanan.
Saat ditahan, Hasnaeni pun masih mengenakan piyama. Ia keluar dari Gedung Bundar Kejagung dengan menggunakan kursi roda.
ADVERTISEMENT
Ia berdalih sakit. Namun saat dikonsultasikan dengan dokter, ia dinilai dalam kondisi yang sehat.
Kasus ini disebut menimbulkan kerugian negara sebesar Rp 2.583.278.721.001. Atas perbuatannya, para tersangka disangkakan Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 jo. Pasal 18 UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Daftar ke KPU untuk Pemilu 2024
Pada 14 Agustus 2022, Hasnaeni datang ke KPU. Tak lagi sebagai Ketum Partai Emas, Hasnaeni datang sebagai Ketua Umum Partai Republik Satu untuk melakukan pendaftaran partai politik calon peserta Pemilu 2024 .
Namun, partainya dinyatakan tidak memenuhi syarat dalam verifikasi administrasi calon peserta Pemilu 2024. Hasnaeni yang sudah ditahan Kejagung, lalu mengadukan Ketua KPU Hasyim Asy'ari ke DKPP atas tuduhan pelecehan seksual.
Senin (26/12), beredar video Hasnaeni yang menyebut pengakuannya dilecehkan Hasyim Asy'ari tidak benar. Video dibuat Hasnaeni di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Agung.
ADVERTISEMENT
"Saya, hari ini, Jakarta, Minggu 11 Desember 2022 melalui surat ini saya memohon maaf sebesarnya kepada Ketua KPU Hasyim Asy'ari beserta jajarannya," ucap Hasnaeni dalam video yang beredar, Senin (26/12).
"Video yang beredar yang menyatakan bahwa saya telah alami pelecehan seksual dan pemerkosaan yang dilakukan Ketua KPU Hasyim Asy'ari, maka saya nyatakan bahwa hal itu tidak benar," imbuhnya.
Namun, kuasa hukum yang melaporkan Hasnaeni ke DKPP, Farhat Abbas, menyebut video pengakuan Hasnaeni meminta maafitu dibuat di bawah tekanan. Video dibuat 11 Desember, sementara laporan ke DKPP Kamis (22/12).
"Itu tekanan dan intimidasi. Rekaman 11 Desember, Hasnaeni buat Laporan 22 Desember," ucap Farhat kepada kumparan.
Sementara itu, Ketua KPU Hasyim Asyari ogah berkomentar banyak soal laporan dugaan pelanggaran etik dirinya ke DKPP.
ADVERTISEMENT
"Kami mengikuti perkembangan pengaduan ke DKPP tersebut. Itu saja dulu ya," ucap Hasyim Kamis (22/12).