Sosok Mustafa Kemal Ataturk, Tokoh Turki yang Akan Jadi Nama Jalan di Jakarta

17 Oktober 2021 12:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
Kemal Ataturk, atau Mustafa Kemal. Foto: AFP PHOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kemal Ataturk, atau Mustafa Kemal. Foto: AFP PHOTO
ADVERTISEMENT
Bapak negara atau pendiri Turki, Mustafa Kemal Ataturk, diusulkan menjadi nama jalan di Jakarta. Kabar ini disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal.
ADVERTISEMENT
Ini merupakan imbal balik setelah nama Presiden Sukarno jadi nama jalan di Turki, tepatnya di depan gedung KBRI di Ankara, dengan nama Jalan Ahmet Soekarno.
Iqbal mengatakan Pemprov DKI Jakarta menyatakan sanggup untuk memberikan nama dan menyiapkan jalan yang akan yang akan diganti namanya. Meski begitu, ia menegaskan untuk usulan nama lengkapnya masih menunggu pemerintah Turki.
“Kita tahu bahwa nama pendiri bangsa Turki adalah Mustafa Kemal Ataturk. Ia pendiri bangsa Turki, ‘Ataturk’ sendiri artinya adalah Bapak Bangsa Turki," ujar Iqbal, Kamis (14/5).

Bagaimana Sosok Mustafa Kemal?

Dikutip dari Britannica.com, tokoh sekuler itu lahir di Salonika pada 1881. Ia merupakan tentara, negarawan, sekaligus tokoh reformasi Turki. Ia juga presiden Turki pertama yang menjabat pada 1923-1938.
ADVERTISEMENT
Kemal melakukan modernisasi dalam bidang sistem hukum dan pendidikan dengan mengadopsi gaya Eropa. Salah satunya adalah penggunaan alfabet latin.
Dalam ranah peperangan, ia berhasil menyingkirkan kekuasaan Kekaisaran Ottoman di akhir Perang Dunia I. Ia menyakinkan rakyatnya untuk melawan pasukan Yunani serta memukul mundur pasukan Inggris, Prancis, dan Italia.
Awal mula gerakan reformasi yang diusung Mustafa Kemal adalah Partai Rakyat Republik yang didirikan pada 9 Agustus 1923. Ada enam pilar (Enam Panah) yang menjadi tujuan dari gerakan ini: republikansime, nasionalisme, populisme, statisme (industri dikelola oleh negara), sekularisme, dan revolusi.
Ia kemudian menghapuskan sistem kekhalifahan pada 3 Maret 1924. Dengan aturan ini, sekolah berbasis agama dan pengadilan agama dilarang. Budaya Eropa kemudian diadopsi di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Mustafa memperkenalkan topi khas Eropa untuk dijadikan contoh kepada warganya. Hingga akhirnya penjual toko kala itu kehabisan stok topi.
Emansipasi wanita di Turki mulai mendapatkan dukungan setelah Mustafa Kemal menikah dengan wanita yang memiliki latar belakang pendidikan Barat, Latife Hanim, pada 1923. Meski begitu, hak memilih untuk perempuan baru diizinkan pada Desember 1934.
Kemal Ataturk, atau Mustafa Kemal. Foto: AFP PHOTO
Jalan reformasi yang dipelopori Mustafa tidaklah mulus. Pemberontakan kelompok Islam pernah terjadi pada Februari 1925. Butuh dua bulan untuk menumpas kelompok tersebut.
Bahkan, kelompok politik yang tidak suka dengan Mustafa memberikan ancaman pembunuhan. Meski begitu, sebanyak 13 orang diadili dan digantung pada 1926 terkait ancaman tersebut.
Dia akhir hayatnya, ia tinggal di Istana Dolmabahce, Istanbul, yang merupakan rumah sultan. Ia menderita penyakit hati karena konsumsi minuman alkohol. Hingga akhirnya, ia meninggal pada 10 November 1938.
ADVERTISEMENT