Sosok Pemimpin Baru Hamas: Buronan Nomor Wahid, Dicap Israel 'Dead Man Walking'

8 Agustus 2024 8:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin baru Hamas Yahya Sinwar. Foto: Mohammed Salem / REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin baru Hamas Yahya Sinwar. Foto: Mohammed Salem / REUTERS
ADVERTISEMENT
Yahya Sinwar ditunjuk menjadi pemimpin baru Hamas setelah Ismail Haniyeh wafat. Haniyeh tewas terbunuh di Teheran, Iran, pada 31 Juli 2024.
ADVERTISEMENT
Sinwar lahir pada tahun 1962 di sebuah kamp pengungsi di Khan Younis, Gaza selatan. Dia lahir dengan nama lengkap Yahya Ibrahim Hassan Sinwar.
Dikutip dari Aljazeera, sejak bergabung dengan Hamas, Sinwar beberapa kali ditangkap oleh Israel dan menghabiskan lebih dari 20 tahun di penjara.
Pada 2011, Sinwar dibebaskan oleh Israel dalam pertukaran tahanan Palestina dengan tentara Israel Gilad Shalit yang diculik dalam serangan pada 2006.
Pada tahun 2014, Sinwar mendukung pemerintah persatuan Palestina dengan Fatah namun perundingan berulang kali terhenti.
Menurut The Telegraph, Sinwar adalah pemimpin Hamas paling kuat setelah Haniyeh.

Dicap 'Dead Man Walking'

Pemimpin baru Hamas Yahya Sinwar. Foto: MAHMUD HAMS / AFP
Seorang pejabat senior Hamas kepada kantor berita AFP memastikan penunjukan Sinwar sebagai sinyal kuat kepada Israel bahwa mereka akan melanjutkan jalur perlawanan.
ADVERTISEMENT
Bukan tanpa alasan, Israel menyebut Sinwar harus bertanggung jawab terhadap serangan Hamas ke negaranya pada 7 Oktober 2023 lalu. Aksi Hamas ketika itu menewaskan 1.000 lebih warga Israel dan menyandera 251 lainnya.
Tindakan itu dijadikan alasan bagi Israel untuk menyerbu Gaza tanpa pandang bulu. Nyaris 40 ribu orang tewas di sana, mayoritas korban jiwa adalah warga sipil termasuk ibu, anak dan lansia.
Kemarahan Israel atas Sinwar sampai-sampai mereka mencap pria itu sebagai 'dead man walking'. Idiom bahasa Inggris itu berarti individu yang tinggal menunggu eksekusi mati.

Sosok Misterius

Pemimpin baru Hamas Yahya Sinwar. Foto: MAHMUD HAMS / AFP
Tak seperti Haniyeh, yang diketahui tinggal di Qatar, di mana Sinwar berada sulit terendus. Sinwar langka menampakkan diri ke publik, khususnya usai perang 7 Oktober 2023 pecah.
ADVERTISEMENT
Menurut riset dari peneliti Pusat Riset dan Studi Politik Arab (CAREP), Leila Seurat, tidak cuma keberadaan, setiap strategi perang disusun Sinwar dengan rahasia.
"Serangan 7 Oktober kemungkinan disusun satu atau dua tahun sebelum mengejutkan semua orang dan mengubah keseimbangan di lapangan," kata Seurat seperti dikutip dari AFP.
Kesaksian hampir serupa diungkap seorang pejabat Hamas yang pernah dipenjara berbulan-bulan dengan Sinwar di Israel, Abu Abdullah.
"Sebagian besar saat dia membuat keputusan dia tenang, tapi ketika itu terkait mempertahankan kepentingan Hamas dia keras kepala," kata Abdullah.

Buronan Wahid Militer Israel

Pemimpin baru Hamas Yahya Sinwar. Foto: Mohammed Salem / REUTERS
Serangan 7 Oktober lalu disebut-sebut didalangi oleh dua pentolan Hamas, yakni Yahya Sinwar dan Mohammed Deif.
Menurut sumber yang dekat dengan Hamas, serangan yang dinamai 'Operasi Badai Al-Aqsa' itu dirancang 'dua otak, tapi satu dalang' — yang dari kacamata Israel, Deif berperan sebagai dalangnya.
ADVERTISEMENT
Sinwar, pada gilirannya, dianggap sebagai tokoh kunci kesuksesan Hamas meluncurkan serangan terbesar dalam sejarah konflik Israel dan Palestina sejak intifada pertama terjadi di tahun 1987.
Argumen itu disampaikan mantan perwira intelijen di Israeli Defense Forces (IDF), Michael Milshtein. "Saya percaya bahwa Deif yang melakukan rencana tersebut, namun sebenarnya otak dari serangan ini adalah Yahya Sinwar," kata Milshtein kepada Wall Street Journal.
Dia benar-benar memahami bagaimana warga Israel berperilaku, dan bagaimana mereka berpikir, dan bagaimana mereka akan merespons," tambahnya.

Respons Menlu Israel soal Penunjukkan Yahya Sinwar

Yisrael Katz. Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, merespons penunjukan Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas.
“Penunjukan teroris Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas, menggantikan Ismail Haniyeh, adalah satu lagi alasan kuat untuk segera melenyapkannya dan menghapus organisasi keji ini dari muka bumi,” kata Israel Katz dalam sebuah pernyataan di X, dikutip dari AFP, Rabu (7/8).
ADVERTISEMENT