Sosok Pensiunan Polisi Manusia Silver di Mata Warga: Pernah Ditegur karena Mabuk

29 September 2021 19:49 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
Ketua RW 15 Kelurahan Sendangmulyo, Tembalang, Kota Semarang, Mulyandono saat ditemui wartawan terkait kasus purnawirawan polisi yang menjadi manusia silver. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua RW 15 Kelurahan Sendangmulyo, Tembalang, Kota Semarang, Mulyandono saat ditemui wartawan terkait kasus purnawirawan polisi yang menjadi manusia silver. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua RW 15 Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Mulyandono, mengungkap fakta baru soal Agus Dartono (61). Agus merupakan purnawirawan polisi yang nekat mengais rupiah dengan cara menjadi manusia silver.
ADVERTISEMENT
Pangkat terakhir Agus sebelum pensiun adalah Aipda dan bertugas di Poslantas Tembalang. Agus ini rumahnya di daerah Sendangmulyo, Tembalang, Kota Semarang.
Mulyandono mengatakan, di lingkungannya Agus dikenal sebagai purnawirawan polisi yang gemar mabuk-mabukan.
"Orangnya sering mabuk, kadang mabuk di dalam rumah atau di luar. Orang sini sudah mangkel," ujar dia saat ditemui kumparan di rumahnya, Rabu (29/9).
Rumah Aipda (Purn) Agus Dartono sang manusia silver di Sendangmulyo, Tembalang Kota Semarang. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Mulyandono bahkan mengungkapkan Agus sering membawa teman wanitanya untuk mabuk bersama dia rumahnya.
"Ya kadang mabuk-mabukan sambil bawa teman perempuannya," ujar dia.
Agus ini diketahui sudah tiga kali kawin-cerai. Dari istri pertamanya, dia dikaruniai empat orang anak. Semua anaknya perempuan. Dari empat anak itu, tiga sudah menikah dan satu masih menempuh kuliah di salah satu universitas negeri di Semarang.
ADVERTISEMENT
Sedangkan dari pernikahan kedua dan ketiga, Agus tidak memiliki anak.
Rumah Aipda (Purn) Agus Dartono sang manusia silver di Sendangmulyo, Tembalang Kota Semarang. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Selain dikenal sebagai pemabuk, di lingkungan tetangganya menurut Mulyandono, Agus juga dikenal sebagai sosok yang kerap membuat ulah.
Agus pernah bertikai dengan mantan ketua RT setempat lantaran tak terima ditegur karena sering mabuk-mabukan.
"Ya sering diingatkan agar tidak mabuk, tapi memang hubungannya enggak baik sama tetangga, pernah ditegur sama pak RT lalu geger (ramai)," kata dia.
Dengan segala tingkah lakunya itu, Agus diberi julukan baru oleh warga yakni Agus Dol. Dol dalam Bahasa Indonesia adalah kata lain dari rusak atau tidak bisa diperbaiki.
"Orang-orang sini kan memanggilnya ya Agus Dol, ibarat sekrup, sudah enggak bisa lagi diperbaiki. Sudah dol, sudah rusak," sebut Mulyandono.
ADVERTISEMENT
Mulyandono yang juga purnawirawan polisi ini menyadari betul bahwa uang pensiunan Agus lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Asal uang itu benar-benar dialokasikan untuk kebutuhan primer.
"Saya kan juga purnawirawan polisi, jadi tahu betul lah uang pensiunnya itu sebenarnya cukup. Asalkan tidak digunakan untuk neko-neko. Cukup lah Rp 3 juta kalau untuk makan, bayar listrik, atau bayar air, karena hidupnya kan sendiri, anak-anaknya sudah mandiri semua, enggak ada istri juga," sebutnya.
Mulyandono tidak menyebut secara spesifik tentang dia yang juga pensiunan polisi. Termasuk, saat ditanya pangkat terakhirnya. Dia hanya menjawab terakhir bertugas tahun 2016 di Polsek Pedurungan.
Meski begitu, Mulyandono tetap menaruh simpati terhadap mantan rekan seprofesinya lantaran harus bekerja sebagai manusia silver.
ADVERTISEMENT
"Ya lihatnya juga tetap kasihan, tetap simpati lah, apalagi kemarin waktu ditangkap kerah bajunya sampai ditarik. Tapi mau bagaimana lagi Satpol PP kan juga ndak tahu kalau di pensiunan polisi," kata Mulyandono.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua RT 3 RW XV, Tedi Ari Wibowo. Tedi mengatakan, banyak warga yang mengeluhkan tabiat buruk Agus.
"Masukan dari tetangga sekitar memang begitu (suka mabuk), tetangganya menyampaikan begitu. Dari dulu memang hubungannya kurang baik dengan tetangga," ujar Tedi.
Tedi yang baru menjabat sebagai ketua RT sebulan belakangan ini berencana akan kembali mendekatkan Agus dengan warga sekitar.
"Baru satu bulan terpilih, tapi masukan dari tetangga sekitar banyak, makanya saya mau temui beliau tapi ternyata sudah ada kasus ini duluan, tapi nanti saya coba temui lagi," kata Tedi.
ADVERTISEMENT
Agus tinggal di sebuah rumah yang terletak di sebuah perumahan yang padat. Rumah yang ia tempati pun terlihat cukup layak.
Berdasarkan informasi, rumah yang terletak di Sendangmulyo, Tembalang Kota Semarang itu ditempati Agus bersama dengan istri keduanya sebelum bercerai.