news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Spanduk #SaveWadas Iringi Kepulangan Ganjar dari Masjid Kampus UGM

6 April 2022 22:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Spanduk bertuliskan #SaveWadas dibentangkan oleh sejumlah orang ketika Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meninggalkan Masjid Kampus UGM, Rabu (6/4).  Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Spanduk bertuliskan #SaveWadas dibentangkan oleh sejumlah orang ketika Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meninggalkan Masjid Kampus UGM, Rabu (6/4). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Spanduk bertuliskan #SaveWadas dibentangkan oleh sejumlah orang ketika Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meninggalkan Masjid Kampus UGM, Rabu (6/4). Sebelumnya Ganjar menjadi pembicara Tarawih di masjid tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain spanduk #SaveWadas ada juga spanduk lain bertuliskan "Gusti Berkahi" dan "Kelestarian Alam Bagian dari Iman".
"Jadi sebenarnya ini bagian solidaritas dari teman-teman yang ada di sini semua. Mengingat keresahan bahwa isu konflik agraria yang ada di Wadas masih terjadi sampai sekarang dan tidak ada ketegasan sendiri dari Ganjar selaku gubernur," kata Umar salah satu orang yang membentangkan spanduk.
Dia menjelaskan aksi ini adalah aksi individu sebagai bentuk solidaritas kepada warga Wadas. Umar mengatakan aksi ini tidak mewakili aliansi mana pun.
"Bahwasanya warga Wadas yang menolak tambang harapannya memang itu menjadi hal yang benar-benar diperhatikan oleh pemerintah khususnya dari Pemerintah Jateng sendiri atau beberapa stakeholder terkait dalam pembangunan bendungan bener khususnya lebih ke pertambangan sendiri. Ketika nanti ada, akan sangat merugikan warga sendiri," kata dia.
ADVERTISEMENT
Untuk spanduk yang dibentangkan di tengah Ganjar ceramah, Umar menjelaskan itu juga merupakan aksi solidaritas. Spanduk yang dibentangkan saat itu juga bertuliskan #SaveWadas.
"Itu individu, semua kita disatukan dalam bentuk solidaritas. Yang di tengah (ceramah) tulisannya Save Wadas," katanya.
Menurutnya, tanggapan Ganjar ketika spanduk dibentangkan di tengah ceramah juga masih formalitas saja.
"Sepertinya (tanggapan) formalitas saja bahwasannya beliau mengapresiasi jadi rasanya memang kalau di sini harapan kita warga mengetahui isu Wadas masih bergulir. Ketidakadilan di Wadas masih berlangsung," ucapnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengisi ceramah Tarawih di Masjid Kampus UGM, Rabu (6/4). Saat Ganjar berceramah, beberapa orang membentangkan spanduk bertuliskan "Kelestarian Alam Bagian dari Iman." Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sebelumnya, Ganjar sendiri tampaknya sempat melihat spanduk yang ada di dalam masjid. Dia pun turut memberikan komentar di sela-sela ceramahnya.
"Ada yang bawa spanduk, mungkin mau menuliskan, diangkat juga saya tidak apa-apa. Karena itu bagian dari exercise politik, diangkat aja mas gapapa," katanya.
ADVERTISEMENT
"Ini bagian dari salat tarawih yang sangat menarik di UGM. Inilah demokrasi," kata Ganjar disambut tepuk tangan.
Ganjar juga tampak tak terlalu mempermasalahkan soal spanduk tersebut. Dia mengaku senang dengan kekritisan ini.
"Dan saya sangat senang dengan kekritisan kawan-kawan dan inilah diskusi yang selalu terbuka untuk mendewasakan kita semuanya," ungkapnya.
Ganjar rapat bersama BPN dan BBWS di Pemprov Jateng membahas soal konflik di Wadas. Foto: Pemprov Jateng
Diketahui, sempat terjadi kekerasan oleh aparat kepolisian saat mengawal pengukuran tanah di Desa Wadas untuk Bendungan Bener beberapa waktu lalu. Kekerasan terjadi terhadap warga yang menolak penambangan batu andesit dilakukan di lahan milik mereka.
Komnas HAM pun turun tangan mengusut dugaan represifitas aparat yang diduga merupakan pelanggaran HAM ini. Hasilnya, Komnas HAM menemukan adanya tindak kekerasan yang dilakukan aparat pada saat proses pengukuran di Wadas.
ADVERTISEMENT
"Dari sejumlah keterangan saksi dan video yang diperoleh, Komnas HAM RI menemukan adanya tindakan kekerasan pada saat penangkapan oleh aparat kepolisian pada Selasa, tanggal 8 Februari 2022 terhadap warga Wadas yang menolak quarry," ujar Komisioner Komnas HAM Choirul Anam.
Ia bahkan mengatakan, akibat kekerasan tersebut, sejumlah warga mengalami luka-luka. Namun, tidak sampai ada yang dirawat di rumah sakit. Temuan Komnas HAM ini pun jadi bahan evaluasi bagi sejumlah pihak terkait.
Diketahui, konflik di Desa Wadas ini dipicu atas adanya penolakan sejumlah warga terkait penambangan batu andesit di tanah mereka. Pada 8 Februari 2022, petugas pengukur tanah dikawal ratusan personel polisi untuk melakukan pengukuran. Namun, ada penolakan dari warga, sehingga menimbulkan gesekan.
ADVERTISEMENT
Adapun batu andesit dari Wadas ini diperuntukkan bagi pembangunan Proyek Bendungan Bener yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden RI Nomor 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Bendungan Bener adalah bendungan yang terletak di Purworejo. Proyek bendungan ini memiliki kapasitas sebesar 100.94M³. Dan diharapkan dapat mengairi lahan seluas 15.069 hektar, mengurangi debit banjir sebesar 210 M³/detik, menyediakan pasokan air baku sebesar 1,60 M³/detik, dan menghasilkan listrik sebesar 6,00 MW.