news-card-video
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

SPPG Baru Layani MBG Bertahap Agar Tak Ada Lagi Kasus Siswa Keracunan

3 Maret 2025 16:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana di kompleks Akmil Magelang, Jawa Tengah, Kamis (27/2/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana di kompleks Akmil Magelang, Jawa Tengah, Kamis (27/2/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menuturkan saat ini Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru dibentuk akan melayani Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan jumlah bertahap.
ADVERTISEMENT
Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi kasus siswa yang keracunan usai menyantap hidangan MBG di sekolah.
“Kami sekarang menyarankan kepada (SPPG) baru agar memulai program itu cukup dari 100-150 (penerima manfaat). Kemudian kalau sudah terbiasa, sudah bisa, kemudian naik ke 500 ke 700, ke 1.000, naik 1.500 sebelum akhirnya bisa melayani 3.000 (penerima),” kata Dadan usai konferensi di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Senin (3/3).
Petugas menata menu makanan yang akan didistribusikan pada program makan bergizi gratis di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gagaksipat, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (6/1/2025). Foto: Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO
Sebelumnya ada beberapa kasus dugaan keracunan yang menimpa penerima MBG. Salah satunya terjadi di Kabupaten Takalar, menimpa 12 pelajar SD.
Para siswa tersebut berasal dari tiga sekolah SD yang berbeda seperti SD Kapunrengan 10 siswa, SD Bonto Ba'do 1 orang siswa dan SD Lengkese 1 orang siswa.
ADVERTISEMENT
Dadan menuturkan setiap kali ada masalah keracunan, BGN akan melakukan evaluasi. Dia menyebut hasil evaluasi itu menemukan fakta masalah-masalah timbul dari SPPG yang baru beroperasi.
“Kami evaluasi setiap hari, rata-rata itu karena masih belum terbiasa. Kami sekarang menyarankan, menginstruksikan kepada yang baru-baru agar memulai program dari jumlah kecil. Karena meskipun ibu-ibu sudah biasa masak untuk 5 sampai 10 orang, tapi untuk bisa memasak lebih dari seribu itu butuh pembiasaan,” terang Dadan.
Presiden Prabowo Subianto tinjau program MBG di SDN Kedung Jaya 1 Bogor, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, Senin (10/2/2025). Foto: Cahyo/Biro Pers Sekretariat Presiden
Dia juga menuturkan kabar mengenai MBG yang tidak layak makan atau basi di tempat yang sama tiga hari berturut-turut adalah kabar tidak benar. Sebab usai ada temuan masalah BGN memastikan selalu ada evaluasi setelahnya.
Sehingga, pelaksanaan MBG di keesokan harinya dipastikan akan sesuai dengan kualitas yang telah dijanjikan.
ADVERTISEMENT
“Kami kan setelah melayani penerima manfaat di pagi hari sampai siang, sorenya kami langsung evaluasi. Kami instruksikan untuk perbaikan ke hari berikutnya. Dan biasanya sehari jadi masalah, besoknya sudah aman," terangnya.
Reporter: Widya Islamiati