Sri Mulyani Beberkan Kerangka Ekonomi Makro 2018 ke DPR

19 Mei 2017 13:13 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sri Mulyani di Komisi XI DPR. (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
Menteri Keuangan Sri Mulyani secara resmi menyampaikan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2018 ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. 
ADVERTISEMENT
Dalam pemaparannya, Sri Mulyani mengatakan secara umum kondisi perekonomian Indonesia pada tahun depan diprediksi akan lebih baik. Namun, berbagai ketidakpastian pemulihan di Eropa, China, dan kenaikan suku bunga Amerika Serikat dinilai bisa mempengaruhi instrumen keuangan pasar domestik.
Meskipun demikian, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia, tersebut optimistis pertumbuhan ekonomi 2018 ditargetkan pada kisaran 5,4-6,1 persen. Pertumbuhan yang lebih tinggi tersebut diarahkan untuk mendorong pemerataan di kawasan timur Indonesia, kawasan perbatasan, dan daerah tertinggal. 
Sementara itu, laju inflasi berada pada rentang 3,5 plus minus 1 persen. Hal ini untuk mendorong perekonomian domestik untuk menjadi lebih efisien dan memiliki daya saing tinggi.
"Pemerintah berupaya menjaga keseimbangan antara sisi penawaran dan sisi permintaan. Untuk menjaga ketersediaan pasokan barang khususnya pangan, kapasitas produksi nasional harus terus ditingkatkan," kata Sri Mulyani di Ruang Rapat Paripurna Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Jumat (19/5).
ADVERTISEMENT
Asumsi makro ekonomi lainnya yakni rata-rata nilai tukar rupiah selama tahun depan diperkirakan Rp 13.500 - Rp 13.800 per dolar AS. "Dalam kesempatan ini perlu saya sampaikan sekali lagi bahwa depresiasi rupiah tidak selalu berarti negatif terhadap perekonomian domestik," jelasnya.
Sementara itu, rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan pada tahun depan diperkirakan sebesar 4,8-,6 persen. Adapun harga minyak mentah Indoensia (Indonesia Crude Price/ICP) diperkirakan berada di kisaran 4-60 dolar AS per barel.
Asumsi lifting minyak dan gas bumi (migas) pada tahun depan diperkirakan mencapai 1.965 hingga 2.050 ribu barel per hari, yang terdiri dari lifting minyak bumi sekitar 771 hingga 815 ribu bph. Sedangkan lifting gas bumi sekitar 1.194 hingga 1.235 ribu barel setara minyak per hari.
ADVERTISEMENT
"Perkiraan tingkat lifting tersebut berdasarkan pertimbangan kapasitas produksi dan tingkat penurunan alamiah lapangan migas yang ada, penambahan proyek yang akan mulai beroperasi, serta rencana kegiatan produksi yang dilaksanakan oleh Kontraktror Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada tahun 2018," pungkasnya.