Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Penerimaan Pajak Meleset dari Target

30 Mei 2017 19:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Gedung Ditjen Pajak (Foto: setkab.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Ditjen Pajak (Foto: setkab.go.id)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan target pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2017 diprediksi akan mencapai 5,3 persen atau lebih tinggi dibandingkan target awal sebesar 5,1 persen.
ADVERTISEMENT
Namun, Sri Mulyani mengakui jika sektor penerimaan negara masih akan mengalami tekanan. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pengampunan pajak atau tax amnesty, Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan penerimaan pajak tak akan tercapai.
Menurut Sri Mulyani, sebelumnya pemerintah menargetkan pertumbuhan penerimaan pajak pada APBN 2017 bisa mencapai 16 persen dari realisasi APBNP 2016. Namun, kata dia, angka realistis pertumbuhan penerimaan pajak kemungkinan hanya bisa mencapai 13 persen.
"Pada saat menyusun APBN itu asumsinya ada pertumbuhan 16 persen. Kita mungkin akan hanya sekitar 13 persen (pertumbuhan)," kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (30/5).
ADVERTISEMENT
Namun, Sri Mulyani mengatakan penerimaan negara juga akan bertambah dari peningkatan harga minyak dari 45 dolar AS per barel dalam APBN 2017, menjadi 50 dolar AS per barel pada anggaran perubahan.
"Sehingga secara total APBN 2017 ini akan ada kenaikan penerimaan dari harga minyak, tapi ada penurunan dari penerimaan pajak. Secara total mungkin ada net sekitar Rp 15 triliun," ujarnya.