Sri Sultan soal Longsor Lereng Merapi: Penambang Perhatikan Kemiringan

2 April 2018 16:39 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelantikan Sri Sultan Hamengku Buwono X (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelantikan Sri Sultan Hamengku Buwono X (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Longsor di bantaran Kali Gendol, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, memakan dua korban jiwa. Selain itu, BNPB mencatat terdapat dua korban luka dalam peristiwa di lereng Gunung Merapi tersebut.
ADVERTISEMENT
Atas kejadian tersebut, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X meminta agar para penambang pasir berhati-hati.
“Saya kira hati-hati saja karena semua (area) lahar di situ. Kalau menambang miring lah, dalam arti lereng supaya enggak longsor,” ujar Sri Sultan ketika ditemui di kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (2/4).
Longsor di Lereng Merapi Sleman (Foto: Twitter @Sutopo_PN)
zoom-in-whitePerbesar
Longsor di Lereng Merapi Sleman (Foto: Twitter @Sutopo_PN)
Dia mengingatkan, penambangan pasir dengan posisi tegak lurus akan meningkatkan potensi longsor. “Kalau nambangnya lurus, risiko untuk longsor itu besar, karena itu akan terjadi kejenuhan saat hujan,” jelasnya.
Kejadian longsor terjadi pada Senin (2/4) pukul 06.00 WIB. Dalam insiden tersebut, empat penambang serta empat truk tertimbun pasir.
Berikut identitas 4 korban tersebut:
1. Citro Wiyono (50) warga Kalitengah kidul RT 01/17 Glagaharjo, Cangkringan, korban mengalami luka-luka.
ADVERTISEMENT
2. Pandi Wiyono (55) warga Kalitengah Kudul 01/17 Glagaharjo, Cangkringan, korban mengalami luka-luka.
3. Gunawan (36), warga dari Bulaksalak, Wukirsari, Cangkringan, korban meninggal dunia.
4. Sugeng (35) warga Kemurejo, Karangnongko, Kabupaten Klaten, korban meninggal dunia.